Upaya penyelamatan buaya pun dihentikan karena corona

id buaya,buaya berkalung ban

Upaya penyelamatan buaya pun dihentikan karena corona

Satgas satwa BKSDA Sulawesi Tengah memasang perangkap pada salah satu titik di Sungai Palu. (Foto Antara/Anas Masa

Pokoknya kita akan terus berusaha sampai buaya itu berhasil ditangkap dan ban yang menjerat lehernya dikeluarkan
Palu (ANTARA) - Satgas Penanganan Satwa Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Forrest Galante terpaksa menghentikan sementara penangkapan buaya berkalung ban di Sungai Palu guna mengantisipasi merebaknya COVID-19.

Ketua Satgas Satwa BKSDA Sulteng, Haruna di Palu, Selasa, membenarkan untuk sementara kegiatan menangkap buaya terlilit ban di leher tersebut dihentikan.

"Langkah ini semata-mata dilakukan sebagai antisipasi terhadap virus corona yang telah menelan korban jiwa ribuan orang di sejumlah negara," kata dia.

Baca juga: Matt Wright inisiatif donasi selamatkan buaya berkalung ban

Buaya tersebut sering menjadi tontonan warga yang melintasi Sungai Palu hingga mengakibatkan jalan raya macet. Warga bahkan berkerumun di sekitar lokasi dimana buaya tersebut muncul.  

Haruna menjelaskan upaya penangkapan buaya terjerat ban di Sungai Palu yang telah dilakukan BKSDA kerjasama dengan berbagai pihak itu semata-mata hanya untuk menyelamatkan satwa buas tersebut agar tidak sampai mati.
  
Sebelumnya BKSDA telah bekerjasama dengan dua ahli buaya dari Australia, namun gagal menangkap buaya tersebut. Kini kerjasama dilanjutkan dengan Forrest Galante.

"Buaya yang terlilit ban jika tidak dibebaskan bisa mati karena semakin hari semakin bertambah besar," kata Haruna.

Baca juga: Satgas BKSDA Sulteng hentikan penangkapan buaya berkalung ban

Menurut dia, jika tidak dilepaskan, maka satwa itu akan semakin sulit menelan makanan.

Karena itu, Satgas Satwa BKSDA Sulteng berusaha menangkap agar bisa mengeluarkan ban dari lehernya.

Dia mengaku penangkapan buaya berkalung ban di Sungai Palu cukup sulit, sebab lokasi habitat buaya berpindah-pindah. 

"Kita sudah pasang perangkap di satu tempat, tetapi buaya itu muncul di titik lainnya," ujar Haruna.

Baca juga: Gubernur Sulteng bilang izin evakuasi buaya ban wewenang BKSDA

Dia juga menambahkan di Sungai Palu yang bermuara di Teluk Pantai Palu banyak dihuni buaya liar hingga mencapai ratusan ekor.

Saban hari, beberapa buaya berukuran sedang sampai besar muncul di permukaan muara Sungai Palu sehingga menarik perhatian besar masyarakat yang kebetulan melintas di wilayah itu.

Haruna mengatakan jika virus corona sudah meredah, kemungkinan besar upaya penangkapan buaya itu akan dilanjutkan kembali.

"Pokoknya kita akan terus berusaha sampai buaya itu berhasil ditangkap dan ban yang menjerat lehernya dikeluarkan," katanya.

Baca juga: Roti buaya berkalung ban di Palu diburu warga