Komunitas Historia Sulteng peringati 45 tahun tragedi Gunung Tinombala

id gunungtinombala, historiasulteng, kecelakaanpesawat, sulawesitengah

Komunitas Historia Sulteng  peringati 45 tahun tragedi Gunung Tinombala

Seorang pengunjung pameran arsip dan foto memperingati 45 tahun tragedi Gunung Tinombala yang terjadi di pada tanggal 29 Maret 1977, di Gedung Bantaya Siralangi, Palu, Selasa 29/03, kegiatan tersebut digelar Komunitas Historia Sulteng. ANTARA/ (Kristina Natalia)

Kota Palu (ANTARA) - Komunitas Historia Sulawesi Tengah menggelar pameran arsip dan foto untuk memperingati 45 tahun tragedi Gunung Tinombala yang terjadi pada tanggal 29 Maret 1977, di Gedung Bantaya Siralangi, Palu, Selasa.

"Pameran foto ini merupakan kegiatan pertama yang digelar oleh komunitas Historia Sulteng untuk mengenang tragedi Gunung Tinombala," jelas koordinator kegiatan dari Komunitas Historia Sulteng Slamat Anugrah.

Selain memajang 100 foto dan arsip kecelakaan pesawat Twin Otter milik maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines, Komunitas Historia Sulteng juga menggelar diskusi buku peristiwa Gunung Tinombala dan pemutaran film Operasi Tinombala tahun 1977.

"Semua foto-foto ini kami peroleh dari Kak Erik Tamalagi dan lainnya dari buku peristiwa Gunung Tinombala. Sedangkan film kami beli tahun 2018 dan baru dua kali kami putar," jelasnya.

Tidak hanya itu, pameran foto perdana ini juga menghadirkan korban kecelakaan pesawat yang selamat. Pengunjung diberikan kesempatan untuk mendengar langsung kesaksian korban.

"Kegiatan ini kami gelar selama dua hari sejak tanggal 28 Maret sampai dengan 29 Maret," tuturnya.

Menurut Slamat kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang sejarah yang ada di Sulawesi Tengah.

"Mungkin mereka tahu soal tragedi Gunung Tinombala ini tetapi mereka belum pernah melihat foto-fotonya langsung bahkan filmnya atau dengar langsung kesaksian korban," terangnya.

Pameran foto dan arsip mengenang tragedi Tinombala ini diselenggarakan bersama komunitas sejarah lain di Sulawesi Tengah yakni Pue Nggari Center dan Kaili Nusantara Production.

"Ke depan akan ada kegiatan begini lagi karena ini memberikan pengetahuan juga ke masyarakat," demikian kata Slamat.