Palu (ANTARA) -
Menurutnya, kaum duafa perlu mendapat perhatian karena mereka merupakan kelompok rentan yang tidak berdaya secara sosial maupun ekonomi, sehingga perlu diintervensi dengan bantuan sebagai stimulus.
Menurut data pemerintah daerah setempat, bahwa tahun 2021 mencatat angka kemiskinan di Kota Palu sebanyak 28.600 orang atau sekitar 7,7 persen dari total jumlah penduduk 372.113 jiwa.
Meskipun angka ini sudah baik, namun Pemkot Palu tetap berupaya menekan kemiskinan dari tahun ke tahun, supaya masyarakat lebih sejahtera.
"BAZNAS dan Pemkot Palu sama-sama melakukan penanggulangan kemiskinan lewat program dan kegiatan. Pendiri rumah sakit sehat untuk kaum duafa, bedah rumah, maupun bantuan usaha misalnya tentu ini sangat memberikan dampak positif terhadap masyarakat," ujar Irmayanti.
Ia mengemukakan, Pemkot Palu tahun ini berupaya menekan angka kemiskinan hingga sekitar 5,5 persen dengan intervensi 53 program prioritas.
Sebagai mana visi dan misi yang telah dituangkan ke dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan garis besar yakni, membangun Kota Palu yang mandiri, aman, dan nyaman, tangguh serta profesional dalam konteks pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal dan keagamaan.
"Pemkot Palu juga telah melakukan langkah-langkah penanggulangan kemiskinan, diantaranya pemberian bantuan modal usaha kepada UMKM, bantuan sosial, pendidikan relatif murah, kesehatan dan pelayanan dasar lainnya," tutur Irmayanti.
Ia berharap, apa yang telah di lakukan BAZNAS Sulteng dapat membantu kesejahteraan masyarakat, selain itu BAZNAS juga dapat berkolaborasi dengan Pemkot Palu melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan di daerah.
"Masyarakat yang telah diintervensi dengan berbagai bantuan, diharapkan dapat lebih produktif dan mandiri, supaya keluar dari kemiskinan," demikian Irmayanti.