Palu (ANTARA) -
Pemkot Palu tingkatkan kualitas guru lewat kepala Sekolah magang
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah terus berupaya meningkatkan kualitas guru melalui program kepala sekolah magang sebagai upaya percepatan (akselerasi) pendidikan di daerah itu.
"Tujuan magang menyerap metode pendidikan di daerah tempat kita belajar bagaimana mereka menerapkan pembelajaran kepada peserta didik, setelah itu diimplementasikan di daerah asal dengan inovasi," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid di Palu, Minggu, menanggapi upaya percepatan atau akselerasi pendidikan di daerah ini.
Ia mengemukakan, pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan antara murid dan guru karena dua sisi saling membutuhkan, sehingga tidak ada kegiatan belajar mengajar tanpa siswa, atau guru.
Oleh karena itu, untuk mendorong peningkatan kualitas sektor pendidikan di daerah ini, maka Pemkot Palu melakukan satu terobosan dengan mengirim guru (kepala sekolah) ke Jakarta menimba ilmu untuk pengembangan diri.
Dengan harapan, setelah kembali ke daerah asal dapat mengembangkan inovasi, sekaligus menjadi mentor bagi guru-guru lainnya di sekolah tempat bertugas guna memperkaya kegiatan pembelajaran di sekolah.
"Menciptakan generasi unggul diawali dari pendidikan. Bagaimana seorang anak berprestasi di sekolah kalau tidak didukung dengan metode pembelajaran yang efektif," ujar Hadianto.
Ia menginginkan, pada kegiatan belajar mengajar harus memiliki pola pembelajaran yang inovatif, lalu dikolaborasikan dengan kurikulum nasional untuk menciptakan kemandirian pendidikan di daerah.
Pemkot Palu pada 2022 telah memberangkatkan kurang lebih tujuh kepala sekolah SMP mengikuti program magang perdana di Jakarta berkat kerja sama dibangun dengan Sampoerna University Jakarta.
"Tahun ini kami lakukan penguatan-penguatan pendidikan melalui peningkatan kapasitas tenaga pendidik secara berkala menggandeng Sampoerna University Jakarta," tutur Hadianto.
Ia menambahkan, sektor pendidikan merupakan salah satu fokus dari 53 program prioritas Pemkot Palu untuk jangka menengah.
"Program-program pembangunan sumber daya manusia (SDM) tidak bisa berjalan maksimal kalau tidak didukung semua pihak yang ada di daerah ini," demikian Hadianto.