Tokoh: Sulteng Kehilangan Figur Pemimpin Bersahaja

id sudarto

Tokoh: Sulteng Kehilangan Figur Pemimpin Bersahaja

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sudarto (alm) (Istimewa)

Palu, (antarasulteng.com) - Sejumlah tokoh pemuda dan tokoh masyarakat di Kota Palu mengatakan Sulawesi Tengah sangat kehilangan seorang figur pemimpin yang baik dan bersahaja atas meninggalnya Wakil Gubernur H. Sudarto, Sabtu (1/10).

"Almarhum pak H. Sudarto merupakan pemimpin yang tegas, disiplin dan sangat bersahaja selama ini," kata Idin Massa, seorang tokoh pemuda di Kabupaten Banggai, Minggu.

Ia mengatakan almarhum yang pernah menjabat Bupati Banggai selama dua priode itu sangat ramah dan juga merakyat.

Selama menjadi bupati dua priode, Sudarto paling disukai masyarakat karena keberhasilannya membangun Kabupaten Banggai sehingga kini menjadi sentra produksi beras terbesar di Provinsi Sulteng.

Bahkan, kata Idin, beliau berhasil membawa Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai merebut Piala Adipura dan dijuluki sebagai "Kota Air" karena bagusnya pelayanan air bersih.

Almarhum sangat berjasa bagi masyarakat di Kabupaten Banggai bahkan Sulteng, ujarnya.

Karena itu, ketika mendengar bahwa beliau meninggal, masyarakat Banggai amat terpukul, sebab begitu cepat dan tiba-tiba beliau meninggal tanpa sakit.

Hal senada disampaikan tokoh masyarakat Parigi Moutong, Taswin Borman yang mengaku sangat terkejut dan berdukacita atas meninggalnya tokoh Sulteng H. Sudarto.

"Saya sangat kaget mendengar berita pak H. Sudarto meninggal dunia di RS Budi Agung Palu pada Sabtu pulul 16.30 Wita," kata mantan Sekda Parigi Moutong itu.

Taswin mengatakan almarhum sosok pemimpin yang baik, bersahaja dan merakyat serta amanah.

Menurut dia, Sulteng benar-benar kehilangan pemimpin yang merakyat.

Jenazah almarhum Kolonel Purnawirawan H Sudarto dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Palu pada Minggu 2 Oktober 2016 dengan upacara militer dipimpin Danrem 132/Tadulako Kol. Inf. Muh. Saleh Mustafa.

Sebelum dimakamkan, jenazah almarhum disemayamkan di Kantor Gubernur Sulteng dan dilepas ke TMP Tatura dengan upacara khusus seusai tradisi sipil (PNS) yang dipimpin Gubernur Longki Djanggola.