Bulog Sulteng pastikan beras SPHP tidak mengandung plastik

id Beras plastik, beras, pangan, Bulog, Pemprov Sulteng, Pemkotpalu, ketahanan pangan, Sulawesi Tengah, kota palu

Bulog Sulteng pastikan beras SPHP tidak mengandung plastik

Bulog Sulteng bersama Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu melakukan pengecekan beras SPHP di gudang Bulog, di Kota Palu, Senin (9/10/2023). ANTARA/Kristina Natalia

Palu (ANTARA) -
Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tengah memastikan penjualan beras dengan merk dagang program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) tidak mengandung plastik.
 
Bukan hanya di Sulawesi Tengah saja isu beras plastik beredar, sementara kami bersama Pemerintah Daerah (Pemda) sedang giat-giatnya melaksanakan gerakan pasar murah," kata Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Sulteng Heriswan di Palu, Senin, menanggapi isu beras plastik beredar luas di media sosial, yang salah satunya beras SPHP ikut di caplok.
 
Bulog mengemukakan, video beras plastik sudah berulang kali beredar di masyarakat, sehingga pihaknya memastikan produk Bulog aman karena melalui prosedur pengemasan yang ketat di gudang.
 
Menanggapi video beras plastik pada produk SPHP yang beredar luas di masyarakat Kota Palu, maka Bulog bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng dan Pemkot Palu meninjau langsung proses pengemasan di gudang.
 
"Kami juga melakukan pengujian bersama Pemda setempat dan hasilnya SPHP ya memang beras asli,” ujarnya.
 
Ia menjelaskan, beras plastik memiliki bentuk yang berbeda dan jika dimasak akan bertekstur seperti lem, produk-produk imitasi seperti itu sengaja diciptakan oleh oknum-oknum tertentu untuk merusak pasar, mengingat saat ini harga beras belum stabil.
 
"Beras SPHP sudah banyak beredar melalui pasar murah dan ritel modern yang penjualannya dibatasi maksimal 10 kilogram per orang. Beras yang kami produksi sesuai dengan petunjuk pemerintah," tutur Heriswan.

Meskipun begitu, pihaknya tetap melakukan pengawasan yang ketat baik di gudang maupun di pasaran, guna menghindari penyalahgunaan produk untuk tujuan tertentu.
 
"Pengawasan kami sangat ketat, karena kam menyiapkan petugas yang terus memeriksa kualitas barang masuk dan keluar, sehingga dipastikan tidak ada indikasi atau yang mencoba-coba memasukkan beras plastik," kata dia.