Ibu Kota Nusantara harus dibangun oleh anak-anak muda
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus memiliki keberanian untuk membangun sesuatu yang baru.
Menurut Nezar, hal ini penting karena masa depan Ibu Kota Nusantara (IKN) berada di tangan generasi muda yang berani untuk menerima tantangan.
“Hari ini kita coba rayakan satu keragaman dengan IKN sebagai ikonnya dan kami harapkan mimpi besar ini bisa terwujud dengan segera. Kita harus punya keberanian untuk membangun sesuatu yang baru. Generasi muda adalah orang-orang yang berani menerima tantangan. Memang ibu kota ini tidak bisa kita serahkan kepada generasi tua, ini harus dibangun oleh anak-anak muda. Ini adalah semangat anak muda dan bangsa Indonesia abad ke-21,” ungkap Wamenkominfo Nezar Patria saat membuka perhelatan “Voice of Nusantara: Kota Dunia untuk Semua” di Gedung RRI Jakarta, Rabu malam.
Perhelatan “Voice of Nusantara: Kota Dunia untuk Semua” adalah wujud nyata upaya pemerintah untuk mengenalkan IKN kepada generasi muda. Dalam kesempatan tersebut, Nezar menjelaskan bahwa pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota baru dinilai sangat tepat karena pada abad ke-21 ini tantangan terbesar adalah climate change atau perubahan lingkungan.
“Suhu akan naik satu hingga dua derajat dan generasi hari ini harus beradaptasi dengan satu lingkungan yang berbeda sekali degan generasi sebelumnya. Tentu saja ini akan membawa dampak dari pangan, energi, kesehatan, dan lain sebagainya,” tutur dia.
Ibu kota baru, Nezar melanjutkan, nantinya menawarkan satu konsep sebagai Indonesia masa depan yang sangat adaptif dengan lingkungan. Ibu kota akan “dikepung” oleh sekitar 70 persen kawasan hijau dengan hutan-hutan alam yang masih akan dirawat.
“Ini satu ibu kota yang sedang dirintis, dibangun dari zero, istilahnya babat alas, lalu kemudian akan menjadi satu ibu kota baru yang mungkin menjadi kota paling modern yang akan dimiliki oleh Indonesia karena dibangun sebagai smart cities. Infrastruktur teknologi yang akan dibangun di sana adalah yang paling canggih,” imbuh Nezar.
Lebih lanjut Nezar juga menyampaikan kepada generasi muda perihal pentingnya pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, salah satunya sebagai langkah pemerataan ekonomi.
Selain mengacu pertimbangan bahwa Kota Jakarta sekarang sudah begitu padat dengan kemacetan yang luar biasa, Nezar melanjutkan, terdapat alasan lain yang jauh lebih futuristik yaitu tentang masa depan Indonesia.
Menurut dia, pemindahan ibu kota bukan pekerjaan satu malam melainkan harus dilakukan dengan satu upaya yang terus menerus, gigih, dan konsisten.
“Kita tahu bagaimana semangat Presiden Joko Widodo untuk membangun ibu kota ini. Setidaknya ibu kota baru ini punya dua makna, pertama dia menjadi ikon dari pemerataan pembangunan ekonomi di Indonesia yang kita tahu selama ini lebih banyak berpusat di Pulau Jawa. Lalu, perpindahan ibu kota dari Pulau Jawa ke Kalimantan membawa satu dampak yang sangat luar biasa tentang pandangan kita mengenai Indonesia,” tegas dia.
Dia menuturkan bahwa pemindahan ibu kota dari Kota Jakarta yang ada di Pulau Jawa ke Kalimantan Timur bermakna bahwa bangsa ini telah bergerak ke Indonesia pasca-Jawa. Hadirnya IKN, kata Nezar, adalah mimpi besar bukan hanya dari para penggagas atau pemikir, namun juga mimpi besar bangsa Indonesia.
“Bung Karno sudah berpikir tentang pemindahan ibu kota sejak lama. Beliau seorang yang sangat futuristik, dia tahu perkembangan geopolitik, dia tahu bagaimana merajut ke-Indonesia-an lewat ikon-ikon yang penting, salah satunya ibu kota. Kita bergerak ke Indonesia yang melingkupi archipelago, makanya namanya Nusantara. Titiknya tepat di tengah, pemilihan lokasinya sudah dihitung secara matang, dan proses pembangunan sudah berjalan,” ujar Nezar menutup penjelasan.
Menurut Nezar, hal ini penting karena masa depan Ibu Kota Nusantara (IKN) berada di tangan generasi muda yang berani untuk menerima tantangan.
“Hari ini kita coba rayakan satu keragaman dengan IKN sebagai ikonnya dan kami harapkan mimpi besar ini bisa terwujud dengan segera. Kita harus punya keberanian untuk membangun sesuatu yang baru. Generasi muda adalah orang-orang yang berani menerima tantangan. Memang ibu kota ini tidak bisa kita serahkan kepada generasi tua, ini harus dibangun oleh anak-anak muda. Ini adalah semangat anak muda dan bangsa Indonesia abad ke-21,” ungkap Wamenkominfo Nezar Patria saat membuka perhelatan “Voice of Nusantara: Kota Dunia untuk Semua” di Gedung RRI Jakarta, Rabu malam.
Perhelatan “Voice of Nusantara: Kota Dunia untuk Semua” adalah wujud nyata upaya pemerintah untuk mengenalkan IKN kepada generasi muda. Dalam kesempatan tersebut, Nezar menjelaskan bahwa pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota baru dinilai sangat tepat karena pada abad ke-21 ini tantangan terbesar adalah climate change atau perubahan lingkungan.
“Suhu akan naik satu hingga dua derajat dan generasi hari ini harus beradaptasi dengan satu lingkungan yang berbeda sekali degan generasi sebelumnya. Tentu saja ini akan membawa dampak dari pangan, energi, kesehatan, dan lain sebagainya,” tutur dia.
Ibu kota baru, Nezar melanjutkan, nantinya menawarkan satu konsep sebagai Indonesia masa depan yang sangat adaptif dengan lingkungan. Ibu kota akan “dikepung” oleh sekitar 70 persen kawasan hijau dengan hutan-hutan alam yang masih akan dirawat.
“Ini satu ibu kota yang sedang dirintis, dibangun dari zero, istilahnya babat alas, lalu kemudian akan menjadi satu ibu kota baru yang mungkin menjadi kota paling modern yang akan dimiliki oleh Indonesia karena dibangun sebagai smart cities. Infrastruktur teknologi yang akan dibangun di sana adalah yang paling canggih,” imbuh Nezar.
Lebih lanjut Nezar juga menyampaikan kepada generasi muda perihal pentingnya pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, salah satunya sebagai langkah pemerataan ekonomi.
Selain mengacu pertimbangan bahwa Kota Jakarta sekarang sudah begitu padat dengan kemacetan yang luar biasa, Nezar melanjutkan, terdapat alasan lain yang jauh lebih futuristik yaitu tentang masa depan Indonesia.
Menurut dia, pemindahan ibu kota bukan pekerjaan satu malam melainkan harus dilakukan dengan satu upaya yang terus menerus, gigih, dan konsisten.
“Kita tahu bagaimana semangat Presiden Joko Widodo untuk membangun ibu kota ini. Setidaknya ibu kota baru ini punya dua makna, pertama dia menjadi ikon dari pemerataan pembangunan ekonomi di Indonesia yang kita tahu selama ini lebih banyak berpusat di Pulau Jawa. Lalu, perpindahan ibu kota dari Pulau Jawa ke Kalimantan membawa satu dampak yang sangat luar biasa tentang pandangan kita mengenai Indonesia,” tegas dia.
Dia menuturkan bahwa pemindahan ibu kota dari Kota Jakarta yang ada di Pulau Jawa ke Kalimantan Timur bermakna bahwa bangsa ini telah bergerak ke Indonesia pasca-Jawa. Hadirnya IKN, kata Nezar, adalah mimpi besar bukan hanya dari para penggagas atau pemikir, namun juga mimpi besar bangsa Indonesia.
“Bung Karno sudah berpikir tentang pemindahan ibu kota sejak lama. Beliau seorang yang sangat futuristik, dia tahu perkembangan geopolitik, dia tahu bagaimana merajut ke-Indonesia-an lewat ikon-ikon yang penting, salah satunya ibu kota. Kita bergerak ke Indonesia yang melingkupi archipelago, makanya namanya Nusantara. Titiknya tepat di tengah, pemilihan lokasinya sudah dihitung secara matang, dan proses pembangunan sudah berjalan,” ujar Nezar menutup penjelasan.