FKUB Kota Palu bertekad tingkatkan kualitas kerukunan umat beragama

id Kerukunan umat beragama,Fkub,Fkub kota palu,Toleransi,Ismail Pangeran

FKUB Kota Palu bertekad tingkatkan kualitas kerukunan umat beragama

Ketua FKUB Kota Palu Ismail Pangeran (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), bertekad meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama di daerah itu sebagai upaya mendukung peningkatan perdamaian dan ketentraman.

"Upaya ini terus dilakukan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan Kota Palu sebagai salah satu kota toleransi di Indonesia," ucap Ketua FKUB Kota Palu Ismail Pangeran di Palu, Kamis.

Berdasarkan penelitian Setara Institut bekerja sama Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila pada tahun 2017, kata dia,  Kota Palu berada di urutan ke delapan sebagai salah satu kota toleran di Indonesia dengan skor 5,80.

Oleh karena itu, kata dia, predikat ini harus dipertahankan dan ditingkatkan dengan melakukan penguatan kerukunan umat beragama.

Ismail menyebut pada tahun 2024 salah satu program prioritas FKUB Kota Palu adalah dialog lintas umat beragama dengan salah satu tujuannya untuk memperkuat hubungan antar sesama umat beragama.

Dalam dialog ini, kata dia, para umat beragama saling berdiskusi dan bertukar gagasan mengenai pembangunan kerukunan umat beragama.

"Dialog ini untuk membangun kesamaan pandangan para tokoh agama dengan pendekatan moderasi beragama," ucapnya.

Dengan demikian, lanjutnya, diharapkan umat beragama dapat menonjolkan persamaan bukan perbedaan dalam kehidupan sosial keagamaan.

Menurut dia, salah satu syarat untuk tercapainya pembangunan kerukunan antar-umat beragama yakni mengedepankan persamaan dalam kehidupan sosial. Hal ini harus dibiasakan engan penguatan moderasi beragama pada tataran pemikiran dan implementasi.

Ia mengatakan umat beragama merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, menurut dia, masih banyak lagi persamaan lainnya yang mesti dinampakkan oleh umat beragama dalam kehidupan ini untuk mewujudkan kehidupan keagamaan yang rukun.

"Sebab bila perbedaan yang ditonjolkan oleh umat beragama dalam kehidupan sosial keagamaan, maka tentu kerukunan yang dicita-citakan sulit tercapai," katanya.