Warga terdampak banjir di Morowali Utara butuh logistik

id BPBD Sulteng ,Banjir Morowali Utara ,Logistik ,Warga terdampak banjir ,Sulawesi Tengah

Warga terdampak banjir di Morowali Utara butuh logistik

Rumah warga terendam banjir di Desa Ululaa, Kecamatan Petasia Barat, Morowali Utara, Rabu (17/4/2024). (ANTARA/HO-BPBD Sulteng)

Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebutkan warga terdampak banjir di Kabupaten Morowali Utara membutuhkan logistik, berupa air bersih, sembako, dan obat-obatan.

"Warga membutuhkan logistik di antaranya logistik sembako, air bersih, dan obat-obatan karena banjir masih merendam rumah warga," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulteng, Akris Fattah Yunus di Palu, Rabu.
 
Ia mengatakan banjir merendam rumah warga di lima desa di Kecamatan Petasia Barat, yakni Onepute, Sampalowo, Togo Mulya, Moleono, dan Ululaa.
 
Dia menjelaskan banjir terjadi pada Minggu (14/4) setelah hujan dengan intensitas tinggi hingga Rabu (17/4) menyebabkan air Sungai Laa dan Sungai Matang Karono meluap ke pemukiman warga di lima desa tersebut.
 
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten setempat melakukan koordinasi dengan aparat desa setempat untuk melakukan asesmen.
 
Berdasarkan asesmen sementara, 61 kepala keluarga (KK) atau 219 jiwa terdampak bencana itu di Dusun III, Desa Onepute. Sebanyak 31 rumah terendam, lahan perkebunan cabai seluas 0,4 hektare, sayur-sayuran seluas 0,9 hektare dan perkebunan sawit 4 hektare terdampak.
 
Sebanyak 117 jiwa atau 33 KK terdampak banjir di Desa Sampalowo, 185 jiwa atau 50 KK terdampak di Desa Togo Mulya, dan sekitar 165 hektare perkebunan dan sawah, serta 35,5 hektare perkebunan sawit terendam.
 
Sekitar 60 KK terdampak di Desa Ululaa dengan 20 hektare lahan perkebunan turut terendam banjir. Di Desa Moleono 85 KK, 27 hektare lahan perkebunan dan persawahan, fasilitas umum dan 135 ekor ternak warga terdampak banjir.
 
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun empat keluarga di Desa Ululaa yang terdampak mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.
 
Pihaknya saat ini masih melakukan asesmen untuk mengetahui kebutuhan mendesak lainnya.

Dia menyebut situasi terakhir saat ini air masih menggenangi rumah warga dan aktivitas masyarakat masih terbatas.
 
Ia mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan, terutama mereka yang bermukim di daerah rawan banjir dan bencana alam lainnya.