Hujan ringan diprakirakan guyur sebagian besar wilayah Indonesia pada Kamis

id Hujan ringan,Hujan,Cuaca,BMKG

Hujan ringan diprakirakan guyur sebagian besar wilayah Indonesia pada Kamis

Ilustrasi - Pengemudi becak motor (betor) menembus air yang menggenang di Jalan Denai, Medan, Sumatera Utara. BMKG memprakirakan Kota Medan pada Kamis (23/5/2024) akan diguyur hujan lebat. FOTO ANTARA/Kiki Cahyadi/pd/pri.

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan ringan akan mengguyur sebagian wilayah ibu kota provinsi di Indonesia pada Kamis.

Dikutip dari situs BMKG di Jakarta, ibu kota provinsi yang berpotensi hujan dengan intensitas ringan pada siang hari ini yakni Gorontalo, Palangkaraya, Tarakan, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Ambon, Kota Jayapura, Manokwari, Mamuju, dan Manado.

Sementara Kota Kendari dan Makassar diprediksi hujan dengan intensitas sedang.

BMKG juga memperingatkan masyarakat agar waspada hujan disertai petir yang berpotensi terjadi pada siang hari ini di wilayah Banjarmasin dan Samarinda.

Sedangkan Kota Medan diprakirakan hujan lebat dengan kelembapan 70-95.

Beberapa wilayah diprediksi berawan pada siang hari ini, diantaranya Palembang, Pontianak, Bandung, Jakarta Pusat, dan Yogyakarta. Sementara Banda Aceh diprediksi berawan tebal.

Cuaca cerah berawan berpotensi terjadi di beberapa wilayah, diantaranya Denpasar, Serang, Bengkulu, Jambi, Semarang, Surabaya, Pangkal Pinang, Kupang, dan Pekanbaru.

Kota Padang diprediksi cerah dengan suhu 25-32 derajat Celsius.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati pada momen World Water Forum 2024 di Bali.

"Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi, memang negara kita banyak menderita akibat bencana dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata dia.

Ia mengemukakan, TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim, misalnya cuaca ekstrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019, di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan.