Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan bahwa pertumbuhan teknologi (teknologi digital) yang berpotensi mempengaruhi generasi muda perlu diimbangi dengan penguatan nilai-nilai budaya dan wawasan kebangsaan.
Dia mengatakan teknologi digital memiliki dua sisi potensi yang saling bertentangan, bisa berdampak negatif dan positif. Hal itu, kata dia, tergantung terhadap bagaimana seseorang memanfaatkannya.
"Peningkatan literasi digital bagi setiap anak bangsa harus menjadi perhatian semua pihak untuk menekan dampak negatif perkembangan teknologi," kata Lestari dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data survei dari We Are Social dan Kepios 2022, menurutnya, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Pada 2022 tercatat 204 juta, pengguna internet di Indonesia atau 73,7 persen penduduk Indonesia.
Menurutnya, survei yang sama mengungkapkan sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi. Selain itu, menurutnya, mereka dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam 1 hari menggunakan internet.
Teknologi digital, kata dia, dinilai mulai mengkhawatirkan karena dampak negatifnya antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan generasi muda dalam menyerap nilai-nilai budaya dalam proses membangun karakter bangsa.
Oleh karena itu, menurutnya, kondisi tersebut harus segera diimbangi dengan upaya yang masif dan konsisten dalam meningkatkan literasi digital setiap anak bangsa, serta penanaman nilai-nilai budaya dan wawasan kebangsaan yang utuh.
Dia juga menyampaikan pemanfaatan teknologi digital yang sudah menjadi bagian keseharian setiap anak bangsa harus benar-benar mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam upaya meningkatkan produktivitas sekaligus memperkuat karakter anak bangsa.
Pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi digital yang benar, menurut dia, harus mampu dimanfaatkan untuk mengakselerasi peningkatan pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang dibutuhkan dalam proses membangun karakter setiap warga negara.
Dia berharap para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah mampu berperan aktif dalam proses peningkatan literasi digital masyarakat demi mewujudkan anak bangsa yang berkarakter dan berdaya saing agar mampu menjawab berbagai tantangan zaman.
Dia mengatakan teknologi digital memiliki dua sisi potensi yang saling bertentangan, bisa berdampak negatif dan positif. Hal itu, kata dia, tergantung terhadap bagaimana seseorang memanfaatkannya.
"Peningkatan literasi digital bagi setiap anak bangsa harus menjadi perhatian semua pihak untuk menekan dampak negatif perkembangan teknologi," kata Lestari dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data survei dari We Are Social dan Kepios 2022, menurutnya, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Pada 2022 tercatat 204 juta, pengguna internet di Indonesia atau 73,7 persen penduduk Indonesia.
Menurutnya, survei yang sama mengungkapkan sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi. Selain itu, menurutnya, mereka dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam 1 hari menggunakan internet.
Teknologi digital, kata dia, dinilai mulai mengkhawatirkan karena dampak negatifnya antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan generasi muda dalam menyerap nilai-nilai budaya dalam proses membangun karakter bangsa.
Oleh karena itu, menurutnya, kondisi tersebut harus segera diimbangi dengan upaya yang masif dan konsisten dalam meningkatkan literasi digital setiap anak bangsa, serta penanaman nilai-nilai budaya dan wawasan kebangsaan yang utuh.
Dia juga menyampaikan pemanfaatan teknologi digital yang sudah menjadi bagian keseharian setiap anak bangsa harus benar-benar mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam upaya meningkatkan produktivitas sekaligus memperkuat karakter anak bangsa.
Pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi digital yang benar, menurut dia, harus mampu dimanfaatkan untuk mengakselerasi peningkatan pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang dibutuhkan dalam proses membangun karakter setiap warga negara.
Dia berharap para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah mampu berperan aktif dalam proses peningkatan literasi digital masyarakat demi mewujudkan anak bangsa yang berkarakter dan berdaya saing agar mampu menjawab berbagai tantangan zaman.