KEEN bagikan dividen 2023 sebesar Rp27,68 miliar

id KEEN,Energi Baru Terbarukan,Kencana Energi Lestari

KEEN bagikan dividen 2023 sebesar Rp27,68 miliar

Jajaran direksi PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), Jakarta, Jumat (7/6/2024). ANTARA/HO-KEEN

Jakarta (ANTARA) - PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) memutuskan untuk membagikan dividen 2023 sebesar Rp27,68 miliar atau Rp7,55 per lembar saham, dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST).

“Hasil RUPST tersebut yakni menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan 2023, menyetujui dan menetapkan penggunaan laba Tahun Buku 2023, termasuk pembagian dividen,” kata Direktur Utama KEEN Wilson Maknawi dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Tahun lalu, perseroan berhasil mencetak pendapatan 48,02 juta dolar AS, naik 14,79 persen dari 2022 sebesar 41,83 juta dolar AS. Sebanyak 62,63 persen dari pendapatan disumbang oleh pendapatan proyek konsesi, 31,95 persen dari bunga konsesi, dan 5,27 persen dari penjualan listrik energi baru terbarukan (EBT).

Untuk laba bersih tahun 2023, KEEN membukukan 14,82 juta dolar AS, naik 2,36 persen dari laba 2022 senilai 14,48 juta dolar AS.

Melihat dari sisi operasional, KEEN memproduksi listrik 277,89 Gigawatt Hours (GWH) pada 2023, turun dari 311,93 GWh pada 2022.

Wilson mengatakan penurunan itu disebabkan El Nino yang membuat curah hujan berkurang sehingga berdampak ke proyek pembangkit listrik tenaga air, terutama Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Ma’dong.

"Karena iklim yang sangat kering, KEEN mengalami penurunan produksi sekitar 10,91 persen. Meski demikian, lerseroan tetap berhasil memenuhi kuota sesuai PPA (Power Purchase Agreement) dan tidak terkena sedikit pun penalti untuk hasil produksi 2023," ungkapnya.

Sepanjang kuartal I 2024, perseroan meraih laba bersih 3,81 juta dolar AS, menurun 32,89 persen dari kuartal I/2023 senilai 5,67 juta dolar AS. Penurunan laba bersih ini seiring dengan pendapatan KEEN yang terkoreksi 25,86 persen menjadi 9,76 juta dolar AS pada kuartal I/2024 dari kuartal I/2023 sebesar 13,17 juta dolar AS.

“Pada 2024, perseroan mengejar target produksi listrik 324,1 GWh, sekaligus rekor tertinggi perseroan. Hal ini sejalan dengan pertambahan kapasitas perseroan dengan mulai beroperasinya PLTM Ordi Hulu pada April 2024,” ujar Wilson.