FKUB Sulteng sosialisasikan moderasi beragama hingga ke pelosok

id FKUB Sulteng, Munif Godal, moderasi beragama, kerukunan, toleransi, umat beragama, Sulawesi Tengah, NKRI

FKUB Sulteng sosialisasikan moderasi beragama hingga ke pelosok

Dok- Sekretaris FKUB Sulteng M Munif A Godal (kiri) memberikan cinderamata kepada Asisten II Setda Kabupaten Poso Abdul Hakar Latjare pada kegiatan sosialisasi dan dialog moderasi beragama di Kabupaten Poso, Senin (5/8/2024). (ANTARA/HO-Humas FKUB Sulteng)

Palu (ANTARA) -
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyosialisasikan moderasi beragama hingga ke pelosok daerah tersebut sebagai upaya penguatan kerukunan umat beragama.
 
"Sasaran kami tidak hanya di wilayah perkotaan, wilayah pelosok juga menjadi prioritas sehingga cakupan ini bisa merata," kata Sekretaris FKUB Sulteng M Munif A Godal di Palu, Kamis.
 
Ia menjelaskan saat ini pihaknya masif melakukan penguatan di sejumlah kabupaten, dan pekan ini pihaknya fokus di Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso hingga ke wilayah perbatasan Sulteng dan Sulawesi Selatan.
 
Langkah ini bertujuan agar masyarakat atau umat beragama di wilayah perbatasan juga tersentuh dengan pendekatan moderasi beragama.
 
Munif mengemukakan langkah dilakukan untuk membangun pemahaman keagamaan yang moderat bagi umat beragama, dan bersikap moderat dalam kehidupan sosial keagamaan.
 
"Dengan sosialisasi ini diharapkan umat beragama dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keberagaman yang ada yaitu menerima perbedaan keyakinan, budaya, adat istiadat, dan bahasa," ujarnya.
 
Ia memaparkan FKUB berupaya mewujudkan Sulteng sebagai daerah dengan indeks kerukunan tertinggi, oleh sebab itu program yang diusung adalah memasifkan sosialisasi moderasi beragama sebagai rujukan membangun toleransi.
 
Moderasi beragama, bukan moderasi agama, adalah moderasi dalam praktik kehidupan beragama, bukan moderasi pada doktrin ajaran agama itu sendiri yang bisa menggiring kepada relativisme agama.
 
"Sebagai masyarakat majemuk nilai-nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi, tanpa harus membeda-bedakan latar belakang. Tujuan utamanya adalah menciptakan perdamaian demi keutuhan bangsa dan negara," tutur Munif.