AS hadapi protes di Jepang terkait penolakan Nagasaki undang Israel
Ankara (ANTARA) - Puluhan pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di luar kantor misi diplomatik Washington di Tokyo untuk memprotes penentangan AS terhadap keputusan Pemerintah Kota Nagasaki untuk menolak Israel pada acara peringatan pengeboman nuklir Jepang tahun 1945, Kamis (8/8).
Video yang diunggah di platform media sosial X menunjukkan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan anti-Israel dan polisi menghentikan mereka mendekati gedung kedutaan.
Sambil membawa bendera Palestina tiga warna, para pengunjuk rasa terdengar meneriakkan "Bebaskan Gaza", "Tidak, Tidak, Pendudukan", dan "Ya, Ya, Pembebasan" dalam sebuah video yang diunggah oleh aktivis perdamaian Thoton Akimoto, yang dikenal vokal menentang invasi Israel ke Gaza.
Video lain yang diunggah oleh @kojiskojis memperlihatkan para pengunjuk rasa membawa spanduk dan plakat bertuliskan slogan-slogan anti-Israel.
Sebuah video yang diunggah di akun yang sama memperlihatkan para pengunjuk rasa berkumpul di luar Kedutaan Besar Inggris di Tokyo dan meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
Pemerintah Daerah di Provinsi Nagasaki menyatakan pada Rabu (7/8) bahwa mereka tidak akan mengundang Israel ke konferensi tahunannya untuk memperingati pengeboman nuklir AS di Jepang, sebuah langkah yang membuat marah negara-negara G7, kecuali Jepang.
Wali Kota Nagasaki, Shiro Suzuki yang tidak terpengaruh dengan protes itu mengatakan bahwa keputusan itu "tidak bermotif politik."
Tidak akan ada perubahan pada keputusan tersebut, kata Suzuki, mengingat langkah pemerintahnya untuk tidak mengundang pejabat Israel ke acara tahunannya yang dijadwalkan pada Jumat di barat daya Nagasaki.
Dalam sebuah langkah terkoordinasi terhadap keputusan Suzuki, utusan AS, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Uni Eropa -- anggota G7 --- mungkin tidak menghadiri acara pemerintah di Nagasaki.
Mereka telah mengaitkan kehadiran mereka dengan undangan ke Israel, yang ditolak Nagasaki.
Salah satu anggota G7, Jepang -- tuan rumah dan korban pemboman nuklir AS -- belum mengatakan apa pun tentang masalah tersebut.
Pemerintah daerah di kota kembar tersebut telah mengadakan acara tahunan sejak Perang Dunia ke-2, setelah AS menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki.
Lokasi bom atom pertama di dunia, Hiroshima pada 6 Agustus 1945, dan kemudian Nagasaki pada 9 Agustus 1945, yang mengakibatkan sedikitnya 140 ribu kematian pada akhir tahun itu. Jepang memperingati ulang tahun ke-79 atas kekejaman tersebut pada tahun ini.
Keputusan Suzuki telah menuai dukungan luas, khususnya di kalangan anak muda. Jepang tidak mengakui negara Palestina tetapi menjadi tuan rumah Misi Umum Palestina di Tokyo.
Sementara itu wakil kepala misi Palestina akan menghadiri acara di Nagasaki.
Sumber: Anadolu
Video yang diunggah di platform media sosial X menunjukkan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan anti-Israel dan polisi menghentikan mereka mendekati gedung kedutaan.
Sambil membawa bendera Palestina tiga warna, para pengunjuk rasa terdengar meneriakkan "Bebaskan Gaza", "Tidak, Tidak, Pendudukan", dan "Ya, Ya, Pembebasan" dalam sebuah video yang diunggah oleh aktivis perdamaian Thoton Akimoto, yang dikenal vokal menentang invasi Israel ke Gaza.
Video lain yang diunggah oleh @kojiskojis memperlihatkan para pengunjuk rasa membawa spanduk dan plakat bertuliskan slogan-slogan anti-Israel.
Sebuah video yang diunggah di akun yang sama memperlihatkan para pengunjuk rasa berkumpul di luar Kedutaan Besar Inggris di Tokyo dan meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
Pemerintah Daerah di Provinsi Nagasaki menyatakan pada Rabu (7/8) bahwa mereka tidak akan mengundang Israel ke konferensi tahunannya untuk memperingati pengeboman nuklir AS di Jepang, sebuah langkah yang membuat marah negara-negara G7, kecuali Jepang.
Wali Kota Nagasaki, Shiro Suzuki yang tidak terpengaruh dengan protes itu mengatakan bahwa keputusan itu "tidak bermotif politik."
Tidak akan ada perubahan pada keputusan tersebut, kata Suzuki, mengingat langkah pemerintahnya untuk tidak mengundang pejabat Israel ke acara tahunannya yang dijadwalkan pada Jumat di barat daya Nagasaki.
Dalam sebuah langkah terkoordinasi terhadap keputusan Suzuki, utusan AS, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Uni Eropa -- anggota G7 --- mungkin tidak menghadiri acara pemerintah di Nagasaki.
Mereka telah mengaitkan kehadiran mereka dengan undangan ke Israel, yang ditolak Nagasaki.
Salah satu anggota G7, Jepang -- tuan rumah dan korban pemboman nuklir AS -- belum mengatakan apa pun tentang masalah tersebut.
Pemerintah daerah di kota kembar tersebut telah mengadakan acara tahunan sejak Perang Dunia ke-2, setelah AS menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki.
Lokasi bom atom pertama di dunia, Hiroshima pada 6 Agustus 1945, dan kemudian Nagasaki pada 9 Agustus 1945, yang mengakibatkan sedikitnya 140 ribu kematian pada akhir tahun itu. Jepang memperingati ulang tahun ke-79 atas kekejaman tersebut pada tahun ini.
Keputusan Suzuki telah menuai dukungan luas, khususnya di kalangan anak muda. Jepang tidak mengakui negara Palestina tetapi menjadi tuan rumah Misi Umum Palestina di Tokyo.
Sementara itu wakil kepala misi Palestina akan menghadiri acara di Nagasaki.
Sumber: Anadolu