Dua Wamen tinjau makan gratis perdana di dekat kediaman Prabowo

id Makan bergizi gratis, kabupaten Bogor, Bojongkoneng,Program Prabowo

Dua Wamen tinjau makan gratis perdana di dekat kediaman Prabowo

Wakil Menteri Kependudukan Isyana Bagoes Oka serta Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat di Desa Bojongkoneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). ANTARA/M Fikri Setiawan

Kabupaten Bogor (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan Isyana Bagoes Oka serta Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di dekat kediaman Presiden Prabowo Subianto, Desa Bojongkoneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.

Keduanya didampingi Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Adita Irawati mengawali kunjungan dengan meninjau produksi makanan di dapur umum MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berlokasi di Bojongkoneng yang melayani 2.780 siswa dari 16 sekolah.

Kemudian rombongan meninjau pelaksanaan MBG perdana di SDN 3 Bojongkoneng, dilanjutkan ke SDN 2 Babakanmadang.

Isyana Bagoes Oka menyebutkan Program Makan Bergizi Gratis merupakan upaya untuk membangun sumber daya manusia atau SDM yang unggul serta penanganan stunting. Program ini tak hanya menyasar siswa sekolah melainkan juga untuk ibu hamil hingga ibu menyusui.

"Stunting itu dapat dicegah pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui hingga anak di usia 2 tahun," ujarnya.

Menurut dia, upaya meningkatkan kualitas SDM tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, melainkan dilakukan secara bertahap salah satunya melalui Program Makan Bergizi Gratis.

"Ini adalah jangka waktu yang panjang, tentu saja untuk mewujudkan visi Indonesia emas 2045 harus dimulai dari sekarang, karena kalo tidak dimulai dari sekarang maka cita-cita itu akan sulit tercapai," cakap Isyana.

Sementara, Atip Latipulhayat mengatakan Program MBG dilaksanakan secara serentak di 26 provinsi melalui penyediaan makanan di 190 SPPG.

"Jadi di akhir Januari ini diharapkan mencapai 3 juta sasaran (penerima manfaat). Pada akhir 2025 itu 15 juta, dan nanti pada akhir 2029 itu 82,9 juta," ujar Atip.

Menurut dia, program ini merupakan upaya pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas melalui penyediaan makanan bergizi gratis.

Sehingga, para generasi penerus dapat memenuhi kebutuhan gizi harian sesuai dengan angka kebutuhan gizi yang telah dihitung oleh Badan Gizi Nasional.

"Sebagaimana disampaikan beberapa kali oleh Bapak Presiden, ini kan investasi ke depan jadi kita tidak bisa melihat hasilnya pada hari ini saja, kita akan lihat ke depan, insya Allah ini investasi yang luar biasa," tuturnya.*