Jakarta (ANTARA) - Indonesia membagikan pengalaman dalam pembangunan inklusif pada forum 3rd G20 Empowerment Women Working Group (EWWG), yang berlangsung di Kruger National Park, Mpumalanga, Afrika Selatan.
KBRI Pretoria yang mewakili Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (Kemen PPPA), dalam ajang tersebut menyoroti tiga hal yang dinilai menjadi pilar dasar pembangunan inklusif, yakni Care Economy (Ekonomi Perawatan), Kebijakan Inklusi Keuangan, dan Gender-Based Violence (Kekerasan Berbasis Gender).
“Khusus dalam hal Care Economy, Indonesia menawarkan model inovatif, seperti inisiatif berbasis masyarakat dan perawatan kooperatif, dapat memperluas akses dan memastikan keberlanjutan,” kata KBRI Pretoria dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Model inovatif dalam Care Economy harus dapat menjangkau bagi perempuan di daerah pedesaan, perempuan penyandang disabilitas, dan mereka yang bekerja di sektor informal, ucap pernyataan tersebut.
Indonesia saat ini tengah mengembangkan Peta Jalan Perawatan Nasional untuk memandu investasi, mendukung pengembangan keterampilan, dan mempromosikan kondisi kerja yang layak di sektor perawatan.
Terkait inklusi keuangan, KBRI Pretoria menyampaikan bahwa Indonesia tengah mengupayakan perluasan akses ke layanan keuangan yang inklusif, terjangkau, serta mudah diakses bagi perempuan dan memperkuat penganggaran yang responsif gender. “Dukungan yang ditargetkan diberikan bagi UMKM yang dipimpin perempuan, perempuan pedesaan, dan mereka yang bekerja di ekonomi informal,” ujarnya.
Lebih lanjut, KBRI Pretoria juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk memerangi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan melalui pendekatan berbasis korban dan berpusat pada penyintas.
“Indonesia juga berupaya meningkatkan layanan lokal terpadu dan menerapkan hukum nasional terkait kekerasan seksual untuk memastikan dukungan yang tepat waktu, aman, dan berkualitas bagi para penyintas,” tegasnya.
Sejalan dengan upaya mendukung perempuan sebagai agen perdamaian di semua tingkatan, Indonesia turut menekankan pentingnya partisipasi perempuan yang bermakna dalam pembangunan perdamaian dan pencegahan konflik, seiring peringatan 25 tahun Resolusi Dewan Keamanan PBB 1325.
EWWG merupakan salah satu forum yang penting untuk memperjuangkan pemberdayaan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Forum ini diharapkan dapat menghasilkan Deklarasi para Menteri negara anggota G20 dalam bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan pada Oktober 2025.
Afrika Selatan meneruskan Presidensi Brazil yang sukses menggelar forum yang sama pada 2024.
Rangkaian pertemuan lintas sektoral sepanjang 2025 akan dilaksanakan di negeri asal Nelson Mandela ini.
Sementara itu, puncak forum G20 melalui pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) akan dilaksanakan pada November 2025.