Ponpes Ar-Rayyan Sidoan mulai dibangun

id Parimo, ponpes

Ponpes Ar-Rayyan Sidoan mulai dibangun

Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu meletakkan batu pertama pembangunan Ponpes Ar-Rayyan di Sidoan Selatan, Jumat (27/10) (Antarasulteng.com/Jeprin-Humas Parimo)

Parigi (Antarasulteng.com) - Bupati Parigi Moutong H. Samsurizal Tombolotutu terus memberikan perhatian terhadap pengembangan pendidikan keagamaan di daerah ini. 

Setelah sukses membangun tiga pondok pesantren di Kecamatan Bolano dan Siniu, kini mantan Dandim Parepare itu kembali membangun pondok pesantren (Ponpes) yang diberi nama Ar-Rayyan di Desa Sidoan Selatan, Kecamatan Sidoan. 

Ponpes yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 1000 meter persegi itu diawali dengan pembangunan asrama putri berukuran 10x21 meter. 

Pembangunan asrama itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati H. Samsurizal Tombolotutu di Desa Sidoan Selatan, Jum'at (27/10). 

Samsurizal mengatakan pembangunan bidang keagamaan akan terus menjadi perhatiannya. 

Tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong telah membangun sebanyak tiga unit pondok pesantren yaitu Ponpes Kecamatan Bolano Lambunu dengan nilai Rp4 miliar, selanjutnya di desa Petunasugi dengan nilai Rp1,8 miliar dan Pondok Pesantren Model Alkhairaat Siniu. 

Semua Ponpes itu dibangun lengkap dengan fasilitas asrama dengan sumber dana bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  Tahun 2018, Bupati Samsurizal kembali akan membangun tiga ponpes di Kabupaten Parigi Moutong dan yang terbesar berada di Kecamatan Sidoan. 

"Insya Allah Tahun 2018 kami akan membangun tiga lagi pondok pesantren dan yang terbesar ada di Kecamatan Sidoan ini," ungkapnya. 

Menurutnya, tidak saja membangun infrastruktur yang lengkap tetapi juga membangun umat. Kalau perhatian umat terhadap agama kurang, maka yang dimintai pertanggungjawabannya adalah pemimpin. 

"Karena itu, pembangunan bidang keagamaan seperti ini akan terus menjadi perhatian saya kedepan," tandasnya.

Pondok Pesantren itu katanya harus dibangun dengan kesadaran bersama. Pemerintah hanya membantu memfasilitasi pembangunannya, akan tetapi pengembangannya diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. 

"Oleh karena itu saya mengajak kepada umat muslim mari kita bekali diri kita dengan kebaikan sebelum menghadap sang khalik," ujarnya. 

Meski baru berjalan sekitar beberapa bulan, namun santri yang mengenyam pendidikan di Ponpes itu sudah mencapai 200 orang lebih. 

Sementara ini proses belajar mengajar para santri  menempati salah satu rumah yang dihibahkan oleh salah seorang warga setempat. (Jeprin/Humas Pemkab Parimo)