Palu, (Antaranews Sulteng) - Masyarakat Kelurahan Kayumalue Ngapa, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, menanam 50 pohon kemiri dan mahoni di lokasi rencana pembangunan tempat pembuangan limbah B3 fly-ash dan bottom-ash milik pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mpanau.
Lokasi penanaman berada di perbatasan Kelurahan Lambara dan Kayumalue Ngapa, yang dilakukan sejak Minggu (28/1).
Koordinator aliansi masyarkat Kayumalue, Padin dalam rilisnya, Selasa, mengingatkan pemerintah Kota Palu untuk yang terakhir kalinya agar jangan memaksakan limbah tersebut dibuang di lokasi perbatasan dua kelurahan tersebut.
Sebagai bentuk penolakan, kata dia, masyarakat melakukan penanaman pohon, untuk mengembalikan fungsi lokasi tersebut seperti semula, dimana wilayah itu adalah peyangga air bagi sumber mata air yang selama ini digunakan oleh masyarakat.
Kegiatan tersebut juga didahului dengan melaksanakan ritual adat kaili `mompakande` di lokasi tersebut. Ritual adat kaili itu bertujuan memanggil roh nenek moyang dan penunggu bukit saro, agar membantu masyarakat dalam kegiatan penolakan pembangunan pembuangan limbah B3 di lokasi tersebut.
Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan pemuda di Kayumalue Ngapa.
Padin juga meminta semua pihak tidak memprovokatori massa melalui media dengan kalimat-kalimat yang mengecewakan perasaan masyarakat Kayumalue Ngapa.
Sementara salah seorang masyarakat Kayumalue Ngapa, Hanafi mengatakan sudah beberapa hari ini, rumahnya dan masyarakat lain, terus didatangi orang-orang seperti intelejen dan selalu menanyakan pendapat masyarakat, terkait pemadaman lampu.
"Namun saya menjelaskan bahwa posisi kami tetap menolak, tidak ada negosiasi baik itu melewati lurah maupun camat," tegas Hanafi.
Bahkan beberapa kali informasi yang didapatkan dari masyarakat lain, bahwa aksi-aksi yang dilakukan oleh masyarakat Kayumalue ditunggangi oleh provokator. Untuk itu pihaknya menilai bahwa yang menjadi provokator adalah orang yang berbicara di media massa, karena hal itu justru membuat masyarakat marah.
Beberapa waktu lalu, ratusan masyarakat melakukan aksi demonstrasi menuntut tanggung jawab dari PLTU Mpanau terkait limbah berupa fly ash dan bottom ash, yang diduga telah meracuni masyarakat.
Massa aksi itu, berasal dari 5 kelurahan di Kecamatan Palu Utara dan Tawaeli, yakni dari Kelurahan Mpanau, Lambara, Baiya, Kayumalue Ngapa dan Kayumaleo Pajeko.