Palu (Antaranews Sulteng) - Panjang jalan nasional di Sulawesi Tengah hingga akhir 2017 yang sudah berkondisi mantap (beraspal mulus) sudah mencapai 95,1 persen sedangkan jembatannya mencapai 96,76 persen.
"Program peningkatan masih terus berjalan untuk memperbaki jalan dan jembatan yang rusak. Tahun 2018 ini misalnya, biaya peningkatan jalan dan jembatan menyerap dana APBN sebesar Rp1,507 triliun," kata Ir Akhmad Cahyadi, M.Eng.Sc Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR di Palu, Kamis.
Dalam wawancara khusus terkait penanganan infrastruktur jalan dan jembatan di Sulteng, Akhmad Cahyadi mengemukakan berdasarkan Kepmen PUPR No.248/KPTS/M/2015, panjang jalan nasional di provinsi ini mencapai 2.373,40 kilometer yang terdiri atas 103 ruas sedangkan jembatan 22.108 meter atau 1.032 buah.
Dari jumlah tersebut, katanya, sepanjang 2.254,90 kilometer atau 95,1 persen sudah berkondisi mantap, dan sisanya 118,5 kilometer (4,9 persen) masih rusak berat dan ringan.
Sedangkan kondisi jembatan, saat ini sudah 21.452 meter atau 975 buah jebatan bekrondisi baik dan baik sekali, sedang sisanya 57 jembatan (718 meter) masih rusak berat (runtuh dan kritis).
Ia menjelaskan bahwa kondisi mantap sebuah jalan nasional diukur berdasarkan parameter Internasional Roughness Index (IRI) atau tingkat kekasaran permukaan jalan dengan koefisien antara 0-12.
"Ruas jalan yang koefisien IRI antara 0-4 dikategorikan buruk (rusak) sedangkan 5-15 berkategori mantap," ujar Akhmad Cahyadi yang didampingi Kasatker III Moh. Taufiq, S.ST, Kasatker II Ibnu Kurniawan, ST, Kasi Preservasi dan Peralatan Hasim, SE,ST,MT dan PPK 15 Satker III Jimmy Adwang, ST.MT.
Baca juga: PU Kucurkan Rp280 Miliar Bangun Jalan Tomata-Beteleme
Sedangkan untuk jembatan, kondisinya diukur dengan parameter sistem manajemen jembatan (BMS-bridge management system) yang tidak saja terkait dengan mulus-tidaknya permukaan jembatan tetapi juga keamanan kondisi kepala jembatan dari ancaman keruntuhan.
Sebuah jembatan yang memiliki koefisien BMS 0 dikategorikan baik sekali, 1 baik dan 2 sedang, sedangkan 3-5 berkategori rusak berat.
"Nah, jembatan-jembatan kita di sepanjang jalur jalan nasional, sudah 975 buah atau 21.451 meter yang koefisien BMS-nya antara 0-2," ujarnya.
Tidak bisa dipastikan
Ketika ditanya kapan jalan dan jembatan di ruas-ruas jalan nasional ini mencapai kondisi 100 persen, Cahyadi mengatakan tidak bisa diprediksi sebab meskipun dana peningkatan jalan nasional terus mengalir setiap tahun, akan tetapi panjang jalan nasional juga terus bertambah.
Ia memberi contoh, pada 2009, panjang jalan nasional yang ditangani Kementerian PUPR dengan menggunakan dana APBN adalah 2.181,94 kilometer, namun pada 2015 bertambah sepanjang 191,46 kilometer menjadi 2.373,4 kilometer.
"Jadi, dalam dua atau tiga tahun ke depan, panjang jalan nasional hampir dipastikan bertambah lagi karena banyak jalur jalan provinsi dinaikkan statusnya menjadi jalan nasional," ucapnya.
Ia memberi contoh, jalur jalan provinsi di sepanjang pesisir pntai wilayah Kepala Burung, Kabapaten Banggai, yang mencapai puluhan kilometer sudah diusulkan menjadi jalan nasional, setelah jalur Luwuk-Baturube yang mencapai lebih 100 kilometer.
Baca juga: Ditjen Bina Marga Puji Kinerja Kontraktor Jalan Tomata-Beteleme
Akhmad Cahyadi mengemukakan bahwa pihaknya terus berupaya menjaga agar seluruh ruas jalan nasional di provinsi ini tetap fungsional guna menjamin kelancaran arus barang dan jasa guna mendukung investasi, pariwisata dan berbagai aktivitas ekonomi dan kegiatan sosial masyarakat yang berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Sebagian besar jalan nasional di Sulawesi Tengah merupakan jalur trans Sulawesi yang menghubungkan daerah ini dengan provinsi tetangga seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara.
Selebihnya adalah jalur lintas kabupaten seperti ruas Poso-Ampana (abupaten Tojo Unauna)-Luwuk (Kabupaten Banggai) dan Baturube (Kabupaten Morowlai Utara).