Bupati Banggai pimpinan panen raya 3.000 hektare jagung

id Banggai,panern raya jagubng,bupati

Bupati Banggai pimpinan panen raya 3.000 hektare jagung

Bupati Banggai Herwin Yatim (ketiga kanan) bersama para pejabat dan petani memanen jagung di Bualemo, Sabtu (23/3) (Antaranews Sulteng/Stevan Pontoh)

Luwuk (ANTARA) - Bupati Banggai Herwin Yatim memimpin langsung dimulainya panen raya jagung di Kecamatan Bualemo di atas areal 3.000 hektare lahan petani dengan produktivitas rata-rata  7,5 ton per hektare.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Banggai Usman Suni yang dihubungi di Luwuk, Senin, mengungkapkan panen raya itu merupakan yang terbesar di Sulawesi Tengah Itu berdasarkan pengamatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulteng.

"Menurut perwakilan dari Kadis TPH provinsi Sulteng, Kabupaten Banggai adalah daerah penghasil dan pengembang jagung terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah dan Kecamatan Bualemo adalah hamparan terluas dalam pengembangan jagung di daerah ini,” kata Usman Suni.

Ia menjelaskan dalam panen raya yang dipimpin langsung oleh Bupati Banggai Ir. H. Herwin Yatim MM, pada Sabtu (23/3) tersebut, areal yang dipanen tersebut belum termasuk 1.000 hektare yang sudah dipanen duluan oleh masyarakat.

"Hasil penghitungan petugas penyuluh di lapangan, produksi petani jagung di Bualemo rata-rata mencapai 7,5 ton," katanya.

Melihat potensi hasil panen yang melimpah, Usman berharap petani bisa mendapatkan harga yang cukup baik.

Oleh karena itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menampung hasil petani dengan harga yang wajar.

"Kami berharap ada peran BUMD dalam tata niaga hasil dari petani ini sehingga mereka bisa menyediakan sarana untuk menampung hasil pertanian berupa gudang serta alat pengering berupa lantai jemur dan  vertikal dryer,” ungkapnya.

Usman Suni mengungkapkan bahwa harga jual jagung dari petani saat ini mencapai Rp2.800 per kilogramnya. Melalui intervensi BUMD, diharapkan ada perputaran uang dalam kehidupan petani dengan harga yang dapat menguntungkan sehingga petani tidak merasa rugi dan masyarakat petani tidak beralih dari program penanaman jagung. 
Salah satu pemandangan di hamparan ribuan hektare jagung siap panen di Bualemo. (Antaranews Sulteng/Stevan Pontoh)