Presiden Jokowi kenalkan 7 orang staf khusus milenial

id presiden jokowi,staf khusus,milenial

Presiden Jokowi kenalkan 7 orang staf khusus milenial

Presiden Joko Widodo memperkenalkan 7 orang staf khusus Presiden berusia muda dan berasal dari kalangan milenial di veranda Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11) petang. (ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia)

Sore hari ini saya ingin kenalkan stafsus presiden yang baru, yang tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. Di sini juga kita lihat anak-anak muda semuanya

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memperkenalkan 7 orang staf khusus Presiden berusia muda dan berasal dari kalangan milenial.

"Sore hari ini saya ingin kenalkan stafsus presiden yang baru, yang tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. Di sini juga kita lihat anak-anak muda semuanya," kata Presiden Joko Widodo di veranda Istana Merdeka Jakarta, Kamis petang.

Presiden Jokowi mengenakan kemeja putih dengan lengan kemeja digulung tampil bersama 4 laki-laki dan 3 perempuan muda yang seluruhnya mengenakan kemeja putih. Mereka lalu duduk santai di beanbag yang sudah disiapkan di veranda.

"Pertama saudara Adamas Belva Syah Devara, umur 29 tahun, S2 ganda lulusan Harvard University dan Stanford University di Amerika Serikat," kata Presiden.

Presiden yang memanggil Belva dengan panggilan "mas" memperkenalkan "mas Belva" adalah pendiri dan CEO Ruangguru, masuk ke Forbes 30 di umur di bawah 30 tahun serta mendapatkan medali emas dari Lee Kuan Yu saat lulus sarjana di NTU (Nanyang Technology University) di Singapura.

"Kedua, Putri Indahsari Tanjung, usia masih sangat muda 23 tahun, saya juga kaget masih 23 tahun. Jebolan sarjana Academy Of Arts di San Fransisco. Kita sering dengar kiprahnya sebagai founder dan CEO di Creativepreneur dan juga menjadi chief bussiness officer of Kreafi, betul?" tambah Presiden.

Ketiga, Andi Taufan Garuda Putra yang berumur 32 tahun, lulusan Harvard Kennedy School.

"Bergerak di dunia entreprenueur banyak meraih penghargaan atas inovasinya dan termasuk atas kepeduliannya atas sektor UMKM, menjadi CEO Amarta MicroFintech, saya kenal beliau saat urusan Fintech," ungkap Presiden.

"Keempat, Ayu Kartika Dewi, 36 tahun, tapi kelihatan masih 25 tahun adalah salah satu anak muda yang memiliki misi mulia untuk merekatkan persatuan di tengah kebhinekaan, menjadi pendiri dan mentor lembaga Sabang Merauke 1000 Anak Bangsa Merantau untuk Kembali," ungkap Presiden.

Ayu meraih gelar MBA di Duke University di Amerika Serikat.

"Kelima Gracia Billy Mambrasar, umur 31 tahun, ini putra Papua lulusan NUA S2 dan sebentar lagi selesai di Oxford University, dan nanti Oktober akan masuk ke Harvard University untuk S3. Billy adalah talenta hebat tanah Papua yang kita harapkan bisa banyak berkontribusi dengan gagasan inovatif dalam membangun tanah Papua," ujar Presiden menjelaskan.

Billy juga adalah CEO Kitong Bisa.

"Keenam, Angki Yudistia, umur juga masih muda 32 tahun. Angki adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur melalui Disable Enterprise yang didirikannya, aktif sebagai anggota Asia-Pacific Federation of the Hard of Hearing and Deafened Person, anggota Internasional Federation Hard of Hearing of Young People," tambah Presiden.

Presiden meminta Angki menjadi jubir Presiden di bidang sosial.

"Ketujuh, ini santri, Aminuddin Maruf, usia 33 tahun pernah menjadi Ketum Umum PMII (Pergerakan Mahasiswa Indonesia). Mas Aminuddin saya minta keliling ke santri, ke pesantren untuk menebar gagasan-gagasan inovasi baru," tutur Presiden.

Presiden meyakini bahwa pesantren bisa melahirkan talenta-talenta hebat untuk memajukan bangsa.

"Ketujuh anak muda ini akan menjadi teman diskusi saya, harian, mingguan, bulanan, memberikan gagasan-gagasan segar inovatif sehingga kita bisa mencari cara-cara baru, yang out of the box yang melompat untuk mengejar kemajuan, sekaligus menjadi jembatan saya bagi anak muda, santri muda diaspora yang tersebar di berbagai tempat," ujar Presiden menjelaskan.

Presiden juga meyakini dengan gagasan-gagasan segar dan kreatif untuk membangun Indonesia.

"Kita akan melihat nanti gagasan itu apakah bisa diterapkan dalam pemerintahan," kata Presiden menambahkan.