Dermaga Dan Kapal Feri Kolonodale Beroperasi

id feri, kolonodale

Dermaga Dan Kapal Feri Kolonodale Beroperasi

KMP Teluk Tolo saat sandar di dermaga penyeberangan Kolonodale. (antarasulteng.com/Rudi)

KMP Teluk Tolo mampu mengangkut 250 penumpang kelas VIP dan ekonomi serta sembilan mobil truk."
Kolonodale (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Drs H. Longki Djanggola meresmikan penggunaan dua dermaga kapal penyeberangan berikut sebuah kapal feri yang dibangun dengan dana APBN Kementerian Perhubungan senilai Rp76,7 miliar di Kolonodale, Kabupaten Morowali Utara, Rabu.

Kedua dermaga itu masing-masing berada di Kolonodale dengan nilai anggaran Rp29 miliar dan di Baturube, Kecamatan Bungku Utara bernilai Rp26 miliar yang dibangun secara bertahap sejak empat tahun lalu.

Sedangkan kapal feri bernama KMP Teluk Tolo ini dibangun di galangan kapal Bitung, Sulawesi Utara, dengan nilai Rp22 miliar, dapat mengangkut penumpang 250 orang kelas VIP dan ekonomi serta 19 buah mobil truk.

Kapal yang akan dioperasikan Perum ASDP ini disiapkan untuk melayani rute Kolonodale ke Baturube yang selama ini dilayani kapal-kapal rakyat dan terbatas hanya untuk mengangkut penumpang saja, kata Kepala Dinas Perhubungan Sulteng Hindro Surachmat.

Dengan hadirnya kapal feri ini, kata Hindro, pelayanan masyarakat tidak hanya untuk penumpang tetapi juga untuk barang-barang dan kendaraan. Kapasitas angkut juga lebih besar dan waktu tempuh lebih cepat dibanding kapal-kapal rakyat.

"Kapal ini memiliki kecepatan 12,8 knot perjam sehingga jarak antara Kolonodale dan Baturube bisa ditempuh dalam waktu tiga jam, sementara dengan kapal rakyat bisa mencapai enam bahkan tujuh jam," ujarnya.

Penjabat Bupati Morowali Utara Abdul Haris Rengga yang dihubungi terpisah mengemukakan bahwa kehadiran dermaga dan pelayanan kapal feri ini sudah lama ditunggu masyarakat karena Kolonodale sebagai ibu kota kabupaten sampai saat ini belum bisa terhubungan jalan darat dengan Baturube.

"Perputaran ekonomi di Morowali Utara diharapkan akan lebih menggeliat dengan sarana dan prasarana angkutan ini, karena Baturube dan sekitarnya merupakan kantong ekonomi penting bagi Morowali Utara sebab di sana ada kilang LNG Donggi-Senoro," ujarnya.

Karena kendala perhubungan ini, kata Haris, manfaat ekonomi dengan kehadiran kilang LNG Donggi-Senoro dan pengeboran minyak lepas pantai di Tiaka, Kecamatan Mamosalato, lebih banyak dinikmati Kabupaten Banggai sebab akses perhubungan darat dari Baturube ke Luwuk, Ibu Kota Kabupaten Banggai sangat lancar.

Apalagi, katanya, Kota Luwuk memiliki bandar udara yang bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 737 sehingga akses para investor minyak ke Mamosalato pada umumnya lewat Kota Luwuk.

Gubernur Sulteng Longki Djanggola yakin dengan sarana dan prasarana angkutan ini akan menngkatkan akselerasi pembangunan ekonomi daerah dan masyarakat serta pelayanan pemerintahan dan pembangunan di Morowali Utara yang diresmikan menjadi kabupaten baru pada April 2013.

Ia meminta warga memelihara kapal dan dermaga ini dengan baik.(R007)