Montreal, (ANTARA Sulteng) - Ilmuwan mendesak negara lingkar Kutub Utara agar menetapkan peraturan mengenai penangkapan ikan bagi Samudra Kutub Utara, dan memerintahkan moratorium atau penghentian sementara bagi penangkapan ikan sampai stok ikan di sana dinilai.
Saat ini kapal penangkapan belum mulai beroperasi dengan menebar jaring di perairan yang masih asri tersebut.
"Penangkapan ikan komersial di jantung Samudra Arktik sekarang mungkin dilakukan dan layak," kata lebih dari 2.000 ilmuwan dari 67 negara dalam surat terbuka yang disiarkan oleh Pew Environment Group untuk Kanada, Denmark, Norwegia, Rusia dan Amerika Serikat.
Namun tak banyak diketahui mengenai "keberadaan, jumlah, susunan, gerakan, dan kesehatan stok ikan serta peran yang dimainkannya pada ekosistem perbatasan" di perairan internasional dengan luas seperti Laut Tengah itu.
Masyarakat internasional harus "bertindak sekarang untuk melindungi perairan tersebut sampai kita memiliki ilmu pengetahuan dan pemerintahan guna menjamin pembangunan yang berkelanjutan dalam bidang perikanan", tulisan para ilmuwan itu di dalam surat mereka.
Penghalang utama bagi penangkapan ikan di perairan Kutub Utara hilang dengan cepat, saat lapisan es mencair. Sejak musim panas 2007, 40 persen bagian tengah Samudra Kutub Utara telah menjadi perairan terbuka.
Dalam waktu dekat, kapal penangkap ikan dari negara utama penangkap ikan dapat mulai muncul di bagian utara jauh, demikian laporan AFP yang dipantau ANTARA di Jakarta.
Amerika Serikat mensahkan pendekatan pencegahan dengan menutup perairan Kutub Utaranya bagi penangkapan ikan komersial pada 2009 guna memungkinkan para ilmuwan menilai lingkungan hidup yang berkembang.
Kanada juga sedang merancang kebijakan perikanannya sendiri bagi Laut Beaufort, yang bersebelahan.
Namun para ilmuwan itu khawatir "dengan tak-adanya data ilmiah dan sistem managemen yang kuat" bagi seluruh wilayah tersebut, "penyusutan sumber ikan dan kerusakan pada komponen lain ekosistem tampaknya akan terjadi jika penangkapan ikan dimulai".
Surat tersebut disiarkan pada hari pertama konferensi ilmu pengetahuan International Polar Yeat 2012 di Montreal, yang dihadiri semua lima negara pantai Kutub Utara. (ANT/AFP)
Berita Terkait
Gubernur Sulteng: PT ANA laksanakan perintah penciutan lahan sawit
Jumat, 3 Mei 2024 21:04 Wib
Pengamat sebut penyidikan kasus kematian Brigadir RA belum tuntas
Kamis, 2 Mei 2024 14:03 Wib
BMKG imbau warga Sulteng gunakan masker untuk hindari dampak abu vulkanik
Rabu, 1 Mei 2024 21:43 Wib
Polres Morut bantu warga melintasi Jalan Trans Sulawesi
Minggu, 28 April 2024 15:32 Wib
Korut kirim delegasi ke Iran di tengah dugaan kerja sama senjata
Rabu, 24 April 2024 9:00 Wib
Bupati Morowali Utara puji pembangunan Sulteng di usia ke-60
Rabu, 17 April 2024 20:41 Wib
Warga terdampak banjir di Morowali Utara butuh logistik
Rabu, 17 April 2024 19:58 Wib
Hujan lebat, dua desa di Lombok Utara diterjang banjir
Rabu, 17 April 2024 9:17 Wib