Legislator Sulteng minta Pemprov harus siap siaga hadapi bencana alam

id Pemprov Sulteng,Ibrahim Hafid,Dprd sulteng,Legislator sulteng

Legislator Sulteng  minta Pemprov harus siap siaga hadapi bencana alam

Warga melintas di depan puing rumah yang hancur akibat tsunami dan belum dirobohkan di Palu, Sulawesi tengah, Minggu (27/9/2020). (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)

Palu (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Ibrahim Hafid meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) setempat agar membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam sebagai bentuk upaya minimalisir risiko bencana.

"Kita pernah terdampak pada 28 September 2018 silam. Hal itu harus jadi pelajaran untuk membangun kesiapsiagaan," ucap Ibrahim Hafid, di Palu, Minggu.

Pernyataan Ibrahim tersebut menanggapi penyampaian rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dikeluarkan oleh lembaga negara tersebut pada awal Januari 2021.

Dalam rilisnya BMKG menyatakan bahwa aktivitas gempa yang guncangannya dirasakan masyarakat, meningkat selama Januari 2021 yaitu sebanyak 59 kali dan terbanyak terjadi di Sulawesi Tengah.

Ibrahim Hafid mengemukakan bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018 silam harus dijadikan pelajaran oleh Pemprov Sulteng.

Ia mengatakan Pemprov Sulteng harus memikirkan bahwa pengurangan risiko bencana merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, seiring rentannya gempa melanda Sulteng, terutama di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.

"Kita hidup di atas sesar aktif yang membuat daerah ini rentan terhadap bencana gempa. Ini tidak bisa dianggap hal biasa, tidak bisa dianggap sepele, olehnya butuh upaya membangun kesiapsiagaan dan mitigasi bencana dalam rangka pengurangan risiko," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Ibrahim, dalam APBD harus dialokasikan oleh Pemprov Sulteng untuk kegiatan pengurangan risiko bencana alam, meliputi program membangun ketangguhan masyarakat hadapi bencana dan infastruktur dan sarana prasana yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana.

Bahkan, menurut dia, Pemrov Sulteng harus membentuk forum pengurangan risiko bencana hingga di tingkat desa, sebagai ujung tombak dalam minimalisir dampak bencana.

"Pembentukan forum pengurangan risiko bencana ini diikutkan dengan sosialisasi evakuasi mandiri ketika terjadi bencana, sosialisasi tentang mitigasi bencana. Kemudian pelatihan tentang pengurangan risiko bencana. Hal-hal ini harus dilakukan, sebagai tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat," sebut Ibrahim Hafid.

Selain itu, kata Ibrahim, Pemprov Sulteng juga harus menyiapkan dan memantapkan diri dalam hal penanggulangan dalam situasi darurat bencana dan pascabencana.

"Ini penting sekali, agar bencana alam tidak melahirkan bencana sosial, seperti yang terjadi pada tahun 2018 silam. Kita tidak ingin penanganan bencana yang buruk di tahun - tahun sebelumnya terjadi lagi. Olehnya harus ada kesiapsiagaan kita, karena bencana kita tidak tahu kapan datangnya," ujarnya.