Pemkot Ternate alihkan sistem belajar tatap muka ke daring

id Diknas

Pemkot Ternate alihkan sistem belajar tatap muka ke daring

Para pelajar menuju ke sekolah di Ternate. ANTARA/Abdul Fatah

Ternate (ANTARA) - Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, mengalihkan sistem belajar tatap muka ke daring, menyusul meningkatkan kasus positif COVID-19 dialami pasien usia sekolah.

"Mulai hari ini, sebanyak 236 anak usia sekolah terkonfirmasi positif COVID-19 dan status Kota Ternate berada pada zona oranye, sehingga diputuskan sistem belajar tatap muka dialihkan ke sistem daring," kata Plt Kadis Pendidikan Kota Ternate, Bahtiar Teng di Ternate, Senin.

Selain itu, kebijakan Dinas Pendidikan berdasarkan surat Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 terkait peningkatan status kasus pasien aktif positif COVID-19 yang terus bertambah.

Oleh karena itu, untuk pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan secara daring dan luring yang disesuaikan dengan Keputusan bersama Mendikbud, Menag, Menkes dan Mendagri terkait panduan penyelenggaraan pembelajaran pada masa pandemik COVID-19.

Sehingga, Bahtiar menyatakan, Dinas Pendidikan melarang pelaksanaan kegiatan pengenalan sekolah (PLS) tahun 2021 secara tatap muka.

Untuk itu, Dinas Pendidikan telah menginstruksikan kepada seluruh kepala sekolah agar menaati seluruh ketentuan yang ditetapkan, jika tidak akan dikenai sanksi.

Sementara itu, sejumlah pemerintah kabupaten di Pulau Halmahera belum memaksimalkan metode belajar daring bagi siswa, karena terkendala sarana jaringan dan ekonomi keluarga siswa.

Di Kabupaten Halmahera Timur misalnya, menurut Kepala Dinas Pendidikan Haltim, Beny Sutarman, mekanisme proses belajar mengajar dalam masa pandemi COVID-19 dilakukan di rumah dengan penerapan metode online maupun tidak online, sesuai dengan metode sekolah masing-masing.

"Setelah batas SOP yang ditetapkan perkembangannya seperti apa, nanti kita lihat kembali. Apakah bisa diterapkan SOP pada proses belajar mengajar yang sama atau belajar normal seperti biasanya," ujarnya.

Dia menjelaskan, intinya metode belajar di rumah bagi masing-masing sekolah berbeda, karena sarana yang dimiliki sekolah berbeda, keadaan siswa dan orang tua juga berbeda ekonomi mereka.

"Sistem belajar ada yang metode online (daring) dan di luar jaringan (luring), untuk dari luar jaringan bisa bagi buku ke siswa, guru membuat rangkuman, dengan waktu tertentu untuk menilai atau menarik kembali tugas-tugas yang sudah diberikan kepada siswa," katanya.