Apakah Ujian Nasional Bocor?

id UN, Bocor, Diknas, Sulteng

Apakah Ujian Nasional Bocor?

Seorang polisi mengawal proses penyortiran lembar jawaban Ujian nasional (LJUN) di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah, Selasa (24/4). (ANTARA/Muh. Hamzah)

Abubakar mengatakan, adanya kunci jawaban dan bocoran soal ujian nasional itu berasal dari luar pihak sekolah yang ingin meraih keuntungan pribadi semata."
Palu, (ANTARA Sulteng) - Seorang pelajar SMA di Kota Palu mengaku ditawari lembar soal ujian nasional beberapa hari sebelum tes. Satu paket soal ujian itu konon dihargai Rp8 juta. Tentu saja hal itu sangat menggiurkan, terutama jika ingin belajar instan dengan hasil yang memuaskan.

Soal ujian tersebut dikabarkan sesuai dengan aslinya sehingga membuat pembelinya puas. Harapan memperoleh hasil ujian nasional dengan predikat memuaskan seolah sudah berada dalam genggaman.

Pada ujian nasional tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan UN-pun dikabarkan bocor meski Dinas Pendidikan setempat membantah keras hal itu.

Saat pelaksanaan ujian nasional di sebuah SMA di Kota Palu, sejumlah wartawan yang turut memantau pelaksanaannya melihat gerak-gerik kepala sekolah yang mencurigakan.

Kepala sekolah tersebut selalu menutupi kedua telapak tangannya. Beberapa coretan pena terlihat di telapak tangannya. Saat itu sejumlah anggota Komisi X DPR RI juga sedang memantau ujian nasional.

Anggota Komisi X DPR RI Dedi "Miing" Gumelar mengatakan pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA pada hari pertama di sejumlah sekolah di Kota Palu berlangsung lancar.

"Mungkin ini baru hari pertama, jadi belum bisa dinilai apakah pelaksanaannya benar-benar lancar atau ada masalah," kata anggota DPR RI yang juga komedian ini. Miing saat itu tidak memperhatikan gelagat kepala sekolah yang mencurigakan.

Sementara itu, ketika sejumlah wartawan menyorot ke arah tangan kepala sekolah tersebut dengan kamera, tangannya semakin ditutupi. Begitu rombongan anggota Komisi X DPR RI meninggalkan sekolah tersebut, kepala sekolah memberikan klarifikasi bahwa coretan angka dan huruf di telapak tangannya tersebut adalah denah lokasi tempat duduk peserta ujian.

Apapun alasan kepala sekolah saat itu, tentu saja telah membuat kecurigaan di mata wartawan.

Saat ini, di mata masyarakat, sekolah yang mendapat predikat bagus adalah yang memiliki tingkat kelulusan ujian nasional memuaskan.

"Bisa saja sekolah melakukan cara apapun untuk mendapatkan hasil ujian nasional memuaskan, terlebih sekolah swasta," kata Misbah, seorang wartawan yang turut memantau pelaksanaan ujian nasional.

Tidak Bocor

Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah Abubakar Almahdali mengatakan berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya memang terdapat kunci jawaban atau bocoran soal yang dijual kepada siswa oleh oknum tak bertanggugjawab, namun hal itu tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dia juga telah mengimbau kepada peserta ujian nasional untuk tidak mempercayai adanya kunci jawaban atau soal ujian yang mungkin telah beredar di kalangan pelajar sebelum ujian dimulai.

"Jangan percaya. Itu palsu karena soal ujian nasional dijamin kerahasiaannya, sehingga kemungkinan bocor sangat kecil," kata Abubakar.

Sebelum didistribusikan ke sekolah-sekolah, lembar soal ujian nasional dijaga oleh aparat dan disimpan di sebuah gudang yang juga dijaga ketat. Demikian pula saat pengiriman lembar ujian ke sekolah menjelang ujian. "Jadi kemungkinan bocor sangat kecil," katanya.

Saat ini jumlah peserta ujian nasional tingkat SMA di Sulawesi Tengah sebanyak 28.831 siswa yang berasal dari 357 sekolah yang tersebar di 10 kabupaten dan satu kota.

Sementara itu peserta ujian nasional tingkat SMP se-Sulawesi Tengah sebanyak 40.224 siswa.

Abubakar mengatakan, adanya kunci jawaban dan bocoran soal ujian nasional itu berasal dari luar pihak sekolah yang ingin meraih keuntungan pribadi semata.

"Percaya saja kalau kita belajar dengan benar maka soal ujian akan bisa dikerjakan. Apalagi soal ujan sudah sering dilakukan uji coba sebelumnya," kata Abubakar.

Sejumlah kepala sekolah menengah pertama di Kota Palu menyatakan tidak ada kebocoran soal selama pelaksanaan ujian nasional tingkat SMP yang berlangsung 23-26 April 2012.

"Saya tidak pernah mendapat laporan adanya kebocoran soal UN," kata Kepala SMP Negeri 3 Palu Yusuf Djambolino di Palu, baru-baru ini.

Dia mengaku sudah mengingatkan kepada anak didiknya untuk tidak mempercayai jika ada seseorang yang menjual lembar soal ujian nasional atau kunci jawaban.

Yusuf mengatakan pengawasan ujian nasional di sekolahnya berlangsung cukup ketat dengan menghadirkan pengawas dari sekolah lain, hal demikian juga berlaku di sekolah lain.

Dia mengatakan kemungkinan untuk saling contek sangatlah kecil karena tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga peserta ujian sulit untuk melihat lembar jawaban peserta lainnya.

Sebelumnya, dia juga sudah menekankan kepada siswanya untuk percaya diri saat mengerjakan soal ujian nasional, dan untuk tidak percaya jika ada kunci jawaban yang beredar.

"Bisa saja jawaban itu palsu, dan malah menjerumuskan peserta ujian," kata Yusuf yang juga berharap peserta ujian nasional di SMP 3 Palu bisa lulus 100 persen.

Sementara Kepala SMP Negeri 2 Palu Hardy mengatakan selama pelaksanaan ujian nasional tidak ditemukan informasi kebocoran soal di sekolahnya.

"Kalaupun ada, itu hanya isu yang tidak benar," katanya.

Dia optimistis siswanya bisa mengerjakan soal ujian nasional dengan cara-cara yang tidak melanggar aturan.

Hardy mengatakan sebelumnya siswa SMP Negeri 2 Palu telah melaksanakan sejumlah uji coba dan bimbingan belajar secara intensif guna menghadapi ujian nasional.

Jadi, pertanyaan yang sering muncul di masyarakat adalah, apakah pelaksanaan ujian nasional bocor?

Pertanyaan tersebut sebenarnya sudah diketahui jawabannya, yakni oleh pembeli soal ujian, penjualnya, serta pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin memperoleh hasil maksimal dengan cara ilegal.

Memperoleh hasil ujian memuaskan memang sebuah prestasi yang membanggakan. Namun, jika prosesnya dilakukan dengan cara yang tidak benar maka hasil itu akan menjadi kebanggaan semu.

Sebentar lagi ujian akhir tingkat sekolah dasar akan segera berlangsung. Sebanyak 35.022 siswa yang tersebar di 10 kabupaten dan satu kota di Sulawesi Tengah akan menjadi peserta.

Peserta ujian yang berusia dini seharusnya dijauhkan dari praktik-praktik kecurangan saat menghadapi ujian akhir. Hal itu semata-mata hanya untuk menciptakan generasi bangsa yang bersih dan bebas kecurangan. (R026)