Palu diguncang gempa tektonik magnitudo 4,1

id gempa

Palu diguncang gempa tektonik magnitudo 4,1

Tangkap layar Informasi kegempaan yang mengguncang Kota Palu dan sekitarnya pada Sabtu (10/7) dirilis Bandan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Palu, Sabtu (10/7/2021). ANTARA/HO/BMKG

Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Kota Palu diguncang gempa tektonik dangkal magnitudo 4,1 dengan kedalaman 7 kilometer pada Sabtu Sore.
 
"Gempa tidak hanya dirasakan masyarakat di Kota Palu, namun juga dirasakan di Kabupaten Sigi," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Palu Hendrik Leopatty, di Palu, Sabtu.
 
Ia menjelaskan hasil analisis BMKG, gempa magnitudo 4,1 terjadi sekitar pukul 15.57 Wita berpusat di darat 0.98 LS-119.87 BT 9 kilometer arah Selatan Kota Palu.
 
Selain itu, kata dia, guncangan gempa dapat dirasakan warga Palu dan Sigi sekitar tiga hingga empat 'Modified Mercalli Intensity (MMI)', sehingga membuat warga berlari berhamburan ke luar rumah.
 
"Gempa ini dipicu adanya gerakan lempengan sesar Palu Koro sehingga membangkitkan resonansi getaran cukup besar," ucap Hendrik.
 
Sebelumnya, pada Pukul 15.17 Wita, gempa magnitudo 2,2 mengguncang Palu dan sekitarnya kedalaman 7 kilometer dengan pusat gempa 0.96 LS-119.86 BT 10 kilometer arah Selatan Kota Palu.
 
Berselang dua jam kemudian, gempa susulan ketiga kembali terjadi dengan kekuatan magnitudo 2,7 pada Pukul 17.36 Wita pada pusat dan kedalaman yang sama.
 
"Getaran gempa susulan ketiga dirasakan warga Palu dan Sigi sekitar skala dua MMI," ujar Hendrik.
 
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada serta melakukan mitigasi secara mandiri bila terjadi gempa susulan, namun jangan berlebihan hingga menimbulkan kecemasan yang justru dapat membahagiakan diri sendiri.
 
Selan itu, masyarakat juga diminta agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan (Prokes) COVID-19 serta berusaha menghindari kerumunan.
 
"Mitigasi perlu guna meminimalisir dampak yang ditimbulkan aktivitas gempa. Masyarakat juga harus cerdas menerima informasi dan tidak terpengaruh dengan informasi-informasi kegempaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," demikian Hendrik.