Poso (ANTARA) - Pembangunan jembatan Pamona atau lebih dikenal Yondo Pamona yang menghubungkan Kelurahan Pamona dan Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso telah mencapai 80 persen.
Konstruksi jembatan yang dikerjakan oleh PT Poso Energy dengan bentangan 210 meter menyebrangi Sungai Poso itu, dirancang menggunakan kontruksi rangka baja, namun didesain tampak tradisional atau hampir mirip dengan jembatan sebelumnya.
Panjang jembatan bagian tengah itu mencapai 48 meter dan proses penyambungannya dengan menggunakan kapal tongkang. Di bagian tengah jembatan itu dibuat lebih tinggi dari posisi bagian badan jembatan yang memiliki anak tangga.
"Dengan penyambungan badan jembatan bagian tengah ini diperkirakan telah mencapai 80 persen, dan tinggal finishing," ujar Humas PT Poso Energy Muh. Safri di Poso, Selasa.
Ia mengatakan rencana pembangunan jembatan tersebut akan rampung 100 persen pada 15 Agustus 2021 dan diharapkan pelaksanaan peresmiannya pada 17 Agustus 2021.
Lurah Pamona, Ayu Diana Merono mengatakan dirinya sebagai pemerintah ikut menyaksikan penyambungan jembatan bagian tengah itu untuk memastikan proses pembuatan jembatan itu.
"Jembatan baru ini hanya di gunakan khusus pejalan kaki, sehingga masyarakat tidak lagi berputar berjalan melewati jembatan besar yang digunakan untuk kendaraan," ujarnya.
Ia berharap pembuatan jembatan ini bisa segera selesai, sehingga masyarakat bisa menggunakannya, dan juga diharapkan pihak PT Poso Energy melakukan sosialisasi tentang jembatan itu agar masyarakat tidak lagi bertanya-tanya.
"Menurut saya, jembatan baru ini sangat kuat terbuat dari baja, dan kelihatannya seperti model jembatan lama, ada tempat duduk sehingga ada tempat nongkrong," tuturnya.
Deice Tasiabe, warga Kelurahan Sangele menyatakan sangat mendukung pembangunan jembatan tersebut untuk bisa digunakan sebagai pariwisata atau tempat santai masyarakat dan turis lainnya.
Menurut dia, masyarakat menunggu selesainya pembangunan jembatan itu, sebab merupakan sala satu ikon wilayah itu sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai lokasi bisnis kuliner untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Jembatan tersebut digunakan untuk tempat wisata, yang dilengkapi dengan ornamen lampu hias, juga disediakan kebutuhan wisatawan seperti peta lokasi wisata di wilayah Tentena, gambar sejarah jembatan Pamona dan berbagai informasi wisata lainnya.
Sala seorang pedagang lapak yang berada di ujung jembatan Pamona itu, Ros Botilangi mengatakan sangat mendukung pembangunan jembatan yang telah diprogramkan pemerintah.
Dia berharap semoga dengan selesainya jembatan itu bisa memberikan manfaat kepada para pedagang lapak.
"Kalau kami seluruh pedagang lapak sangat mendukung program pembangunan jembatan itu pak," tuturnya.
Jembatan Pamona itu hanya bisa dilalui masyarakat dengan berjalan kaki yang dilengkapi dengan tangga kecil, sementara untuk kendaraan baik roda dua maupun roda empat melewati jembatan besar yang terletak disamping sekitar 100 meter dari jembatan tersebut.