Indonesia-Slowakia kerja sama meteorologi

id Indonesia Slowakia,bratislava slowakia,meteorologi,BMKG,kerja sama meteorologi

Indonesia-Slowakia kerja sama meteorologi

Pertukaran dokumen nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama bidang meteorologi antara badan meteorologi Indonesia dan Slowakia -- BMKG dan Slovak Hydrometeorological Institute -- di KBRI Bratislava, Slowakia pada Kamis (24/3/2022). (ANTARA/HO-KBRI Bratislava)

Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Bratislava memfasilitasi kerja sama antara badan meteorologi Indonesia dan Slowakia -- BMKG dan Slovak Hydrometeorological Institute (SHMU) -- guna mendukung upaya mitigasi bencana alam.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama di bidang meteorologi itu dilakukan BMKG dan SHMU secara sirkuler mengingat berbagai pengaturan anti pandemi yang masih berlaku, menurut keterangan KBRI Bratislava yang diterima di Jakarta, Jumat.

"MoU ini merupakan batu loncatan bagi penguatan kerja sama bilateral Indonesia dan Slowakia, khususnya dalam upaya kolaborasi bersama di bidang meteorologi di masa yang akan datang," kata Duta Besar RI untuk Slowakia Pribadi Sutiono.

Pada Kamis (24/3), KBRI Bratislava menggelar acara seremonial pertukaran dokumen MoU di Bratislava, Slowakia yang dilakukan secara hibrida.



Pada sambutannya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa hampir 95 persen bencana alam di Indonesia berkaitan dengan hidrometeorologi.

"Sehingga upaya peningkatan kapasitas lembaga, termasuk sumber daya manusia dan infrastruktur, penting untuk dilakukan, terutama di masa yang sarat akan ketidakpastian akibat faktor perubahan iklim," katanya.

Dwikorita menambahkan bahwa MoU itu akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kapasitas BMKG RI dan SHMU dalam mengelola sistem informasi dan peringatan iklim dan meteorologi yang lebih andal dan akurat bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat kedua negara.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Jenderal SHMU Matrin Benko dalam pidatonya pada acara seremonial MoU tersebut.



"Sesuai tema yang diusung WMO (Organisasi Meteorologi Dunia) pada 2022, sistem peringatan dini merupakan kunci pada upaya mitigasi bencana alam," ujar Benko.

"Untuk itu, setiap lembaga meteorologi harus terus berupaya meningkatkan kapasitas pelayanan untuk menjawab berbagai tantangan perubahan iklim, salah satunya melalui kerja sama ilmiah dengan lembaga meteorologi lain," lanjutnya.

Pada kesempatan lain, Dubes Pribadi Sutiono mengatakan MoU itu diharapkan dapat menjadi payung hukum bagi kerja sama antarlembaga serta pelaku usaha di bidang meteorologi dari kedua negara.

Dia juga mengundang para pelaku usaha Indonesia dan Slowakia untuk memanfaatkan momentum tersebut bagi perluasan berbagai kerja sama di bidang meteorologi, khususnya dalam pembangunan infrastruktur kedua negara.