Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) membuka potensi kerja sama dan kolaborasi dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) Tajikistan sebagai upaya peningkatan prestasi olahraga nasional.
Potensi kerja sama itu disampaikan Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari setelah kunjungan dia ke NOC Tajikistan dan Federasi Balap Sepeda Tajikistan.
Okto, sapaan Raja Sapta, menjelaskan bahwa kerja sama dengan NOC Tajikistan meliputi rencana kedua negara untuk saling mendukung di beberapa pembinaan cabang olahraga.
Tajikistan merupakan salah satu negara Asia yang memiliki catatan prestasi di ajang Olimpiade dengan meraih medali pertamanya di Beijing 2008, yakni satu perak pada cabang olahraga gulat dan satu perunggu pada cabang judo.
Sementara medali emas pertama diraih pada cabang olahraga atletik nomor tolak peluru di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
“Mereka concern untuk memberikan atlet-atlet kita pengalaman dan pelatihan di cabang judo dan gulat. Seperti kita ketahui, kedua cabor ini juga merupakan kategori cabang olahraga Olimpiade dan memang pemerintah juga memiliki kepedulian yang sama, yakni Olimpiade,” kata Okto.
Pada kesempatan lain, KOI juga membuka pintu kerja sama dengan Federasi Balap Sepeda Tajikistan terkait kesempatan pelatihan untuk atlet-atlet dari kedua negara.
Tajikistan menawarkan tempat pelatihan untuk disiplin jalan raya dan MTB. Sementara, Indonesia menawarkan pelatihan untuk disiplin BMX dan penggunaaan fasilitas Velodrome, yang saat ini tengah diajukan menjadi pusat pelatihan balap sepeda Asia Tenggara kepada Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI).