Ratusan personel gabungan itu terdiri atas 277 personel dari Polda Sulteng, 300 personel Polres Palu. Pelibatan personel berdasarkan analisa jumlah masa aksi, serta potensi yang akan terjadi di dalam unjuk rasa.
"Pengerahan personel juga untuk mengatur arus lalu lintas yang berdekatan dengan titik aksi," ujar Sugeng.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Palu Alfian Joan Komaling memastikan, 300 personel yang disiagakan dipastikan tidak membawa senjata api untuk mengawal aksi demonstrasi mahasiswa.
“Kami lakukan pengawalan dan pengamanan aksi secara humanis, dengan harapan unjuk rasa nanti berlangsung damai, apa lagi saat ini berada di momen bulan puasa,” ucap Alfian.
Ia menilai, kehadiran peserta unjuk rasa yang akan menggelar aksi damai akan mendapat respon yang baik pula dari aparat kepolisian, sehingga metode pengamanan berbeda dilakukan.
Pihaknya berharap, anggota legislatif Sulteng menyambut serta menerima secara baik aspirasi yang akan dibawa oleh mahasiswa, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di tengah khidmatnya Bulan Ramadan.
Presiden Mahasiswa Universitas Islam Negeri Datokarama (UIN Datokarama) Palu Wasir Kunjae mengemukakan, tuntutan aksi mahasiswa tidak terlepas dari isu penundaan pemilihan presiden 2024, stabilisasi harga minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji 3 kilogram serta kasus penembakan mahasiswa saat unjuk rasa penolakan tambang emas di Kabupaten Parigi Moutong.
"Lima butir yang menjadi tuntutan utama mahasiswa. Kami memastikan kurang lebih 300 mahasiswa UIN Palu akan bergabung dalam masa aksi," katanya.