Seorang anak berjalan di dekat penampungan air bersih yang diisi dari mobil Tanki milik Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan Pertanahan (PUPRP) Parigi Moutong di rumah warga terdampak banjir bandang Desa Torue, Sabtu (30/7/2022). ANTARA/Moh Ridwan
Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mendistribusikan bantuan air bersih kepada warga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga pascabanjir susulan menerjang Desa Torue.
"Warga butuh air bersih, karena sebagian pipa sistem penyediaan air minum (SPAM) sambungan rumah tangga di desa itu rusak diterjang banjir susulan," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Parigi Moutong Moh Rivai dihubungi dari Palu, Selasa.
Pemkab Parigi Moutong mengoperasikan satu mobil tanki air milik Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Pertanahan (UPRP) untuk menyuplai air bersih bagi warga terdampak bencana itu.
Bantuan air bersih selain untuk kebutuhan memasak, juga digunakan warga setempat membersihkan rumah mereka yang terendam lumpur.
"Mobil tanki bantuan BPBD Sulteng sudah dikembalikan sepekan setelah banjir bandang di Torue. Pemenuhan air bersih saat ini hanya melibatkan satu unit kendaraan dan dinilai cukup untuk memasok air, ada sambungan pipa di sejumlah rumah warga tidak rusak," ujar Rivai.
Hingga hari kedua setelah banjir susulan, katanya, pemda dibantu relawan masih bergelut dengan kegiatan penanganan material lumpur di rumah warga.
Selain itu, BPBD mengaktifkan kembali dapur umum guna memenuhi kebutuhan makanan siap saji kepada korban banjir.
"Sejak malam pertama pascabanjir susulan, kami menyediakan makanan siap saji untuk warga melalui dapur umum, dan pendistribusian dibantu relawan Tagana dan tim reaksi cepat BPBD setempat," katanya.
Pemkab Parigi Moutong juga mengerahkan satu mobil pemadam kebakaran untuk membantu pembersihan rumah warga, jalan, dan fasilitas umum lainnya dari sisa material banjir.
Saat ini kurang lebih 80 warga Torue mengungsi ke dua posko pengungsian, yakni kantor desa dan tenda darurat milik Dinas Sosial pascabanjir susulan pada Minggu (14/8).
"Relawan yang masuk saat ini dari mahasiswa kedokteran Universitas Tadulako Palu. Relawan yang membantu kegiatan tanggap darurat sebelumnya sudah menarik diri lokasi bencana karena sejumlah kegiatan telah selesai dilakukan sebelum terjadi banjir susulan," demikian Rivai.