Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 28.336 peserta mendaftar secara mandiri untuk mengikuti pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka melalui platform MOOC (Massive Open Online Course) Pintar yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama.
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag, Mastuki, menyampaikan pelatihan secara daring mandiri bersertifikat ini dilaksanakan kembali karena tingginya animo masyarakat untuk mengetahui Kurikulum Merdeka yang sedang diterapkan di sekolah maupun madrasah.
"Pelatihan ini kali ketiga dilaksanakan dalam dua bulan terakhir. Animo guru, kepala madrasah, pengawas, maupun dosen dan elemen masyarakat lain terhadap pelatihan ini sangat besar. Itu menunjukkan pelatihan online mandiri ini diapresiasi masyarakat," ujar Mastuki di Jakarta, Rabu.
MOOC Pintar merupakan sebuah metode yang memfasilitasi pelatihan-pelatihan secara dalam jaringan (online) dan dapat menjangkau jumlah peserta sangat besar.
Kehadiran MOOC Pintar ini sekaligus mengubah pola kediklatan di Kemenag dari cara tradisional (tatap muka) jadi serba digital. Para peserta bisa mengikuti pelatihan secara mandiri, mulai dari mendaftar, mengikuti proses pelatihan, mengerjakan tugas, hingga unduh sertifikat, tanpa meninggalkan tugas utamanya pada jam kerja.
Platform tersebut juga tergolong efisien, karena tidak membutuhkan biaya besar, sebagaimana jika pelatihan dilakukan secara tatap muka.
Mastuki mengapresiasi partisipasi peserta dalam mengikuti pelatihan implementasi kurikulum merdeka ini. Kemenag, kata dia, akan terus memperbaiki layanan pelatihan yang dapat diakses masyarakat secara mudah dan cepat.
"Saya mengapresiasi karena pelatihan ini basisnya adalah kemandirian peserta. Mereka harus mendaftar sendiri, belajar sendiri, ujian sendiri, dan unduh sertifikat sendiri. Semuanya dilakukan oleh peserta sendiri," katanya.
Mastuki mengatakan pelatihan ini tidak hanya untuk guru madrasah saja, tetapi terbuka untuk siapa saja termasuk guru agama di sekolah umum, dosen, pengawas sekolah, pengawas madrasah, orang tua siswa, hingga praktisi pendidikan.
"Kita buka seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin mempelajari bagaimana strategi implementasi kurikulum merdeka," kata dia.
Menurut Mastuki, tingginya partisipasi calon peserta menjadi indikasi bahwa pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
"Dari awal kita memang ingin membuat pelatihan yang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat, user based learning. Dan kami sangat senang dengan partisipasi masyarakat yang sangat tinggi karena bisa menjadi indikator bahwa pelatihan yang kita laksanakan bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.
Ia mengatakan pelatihan melalui MOOC Pintar ini sangat efektif karena bisa melibatkan peserta secara lebih masif dan lintas daerah. Pelaksanaan pelatihan dengan metode asynchronous ini memudahkan siapa saja untuk bisa mengikuti pelatihan.
Pelatihan implementasi Kurikulum Merdeka ini akan dilaksanakan selama 12 hari, mulai tanggal 10 hingga 21 Mei 2023.
Berita Terkait
Kemendikbudristek: Bangkit tunjang kompetensi pemuda di bidang AI
Kamis, 22 Februari 2024 15:32 Wib
Gubernur-Sulteng: Bahasa Kaili perlu masuk kurikulum muatan lokal
Selasa, 16 Januari 2024 18:09 Wib
Pemkot Palu: P5 upaya bentuk karakter siswa lewat Kurikulum Merdeka
Selasa, 19 Desember 2023 15:23 Wib
Inovasi guru terapkan transformasi digital di garis depan Indonesia
Jumat, 10 November 2023 10:25 Wib
FTIK UIN Datokarama optimalkan implementasi Kurikulum Merdeka di daerah
Selasa, 3 Oktober 2023 15:02 Wib
STMIK Adhi Guna gelar bimtek penyusunan kurikulum OBE
Sabtu, 29 Juli 2023 14:10 Wib
Menpora: Olahraga senam perlu didukung, apalagi sudah masuk kurikulum
Jumat, 7 Juli 2023 9:11 Wib
Nadiem mengajak masyarakat untuk berbagi praktik baik soal Kurikulum Merdeka
Selasa, 27 Juni 2023 18:38 Wib