Pemprov Sulteng sebut produksi beras surplus 100.158 ton 2023

id TPH Sulteng, Pemprov Sulteng, Nelson Metubun, beras, padi, produksi padi, bahan pangan, petani, sawah, ip400, Sulteng

Pemprov Sulteng sebut produksi beras surplus 100.158 ton 2023

Ilustrasi - Pekerja menggiling padi di salah satu usaha penggilingan padi di Desa Kaleke, Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (2/9/2023). ANTARA/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyebutkan produksi beras di provinsi ini mengalami surplus 100.158 ton periode Januari-November 2023.
 
"Meski di tengah ancaman El Nino, produksi beras petani di daerah ini melimpah, hingga surplus 100.158 ton dan dapat memenuhi konsumsi empat bulan ke depan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun dihubungi dari Palu, Sabtu.
 
Ia menjelaskan, surplus tahun ini sangat signifikan dibandingkan tahun 2020 hanya sekitar 53.130 ton, langkah yang telah dilakukan petani 11 bulan terakhir sangat baik, dan peningkatan produksi tersebut ditopang dari program Indeks Pertanaman 400 (IP400).
 
Diperkirakan hingga Desember 2023 nanti angka produksi ini lebih maksimal, yang mana menurut data instansi setempat produksi gabah kering panen (GKP) 748.586 ton dari luas tanam 222.718 hektare, dan dikonversi menjadi beras sebanyak 437.152 ton.
 
"Kami mengapresiasi kinerja petani yang sudah bekerja maksimal melawan ancaman El Nino," ujarnya.
 
Ia mengemukakan, akhir Agustus lalu pihaknya menerima laporan terjadi ancaman kekeringan pada tanaman bawang merah di wilayah Palasa Kabupaten Parigi Moutong, atas laporan itu Dinas TPH Sulteng melakukan penanganan dengan mengirim brigade proteksi sebagai ujung tombak, dan hal itu dapat teratasi, termasuk ancaman puso pada tanaman padi di wilayah tersebut.
 
Dinas TPH mencatat, ketersediaan beras saat ini di Sulteng sebanyak 437.152 ton, dan kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar 336.994 ton.
 
"Rata-rata konsumsi beras 118 kilogram per kapita dari jumlah penduduk Sulteng mencapai 3 juta jiwa lebih. Kami berharap petani konsisten terhadap produksinya," tutur Nelson.
 
Dikatakannya, pada periode Januari lalu produksi beras di provinsi ini mengalami defisit 12.364 ton, dan bulan Februari 5.120 ton hal itu dipengaruhi karena petani masih dalam masa tanam.
 
"Setelah masuk masa panen di Bulan April produksi petani langsung melonjak 13.770 ton beras, hingga saat ini kondisi bahan pangan daerah sangat baik khususnya beras," demikian Nelson.