BP2MI: Perlu sinergi seluruh pihak tingkatkan perlindungan pada PMI

id BP2MI,Pekerja migran Indonesia ,Sulawesi Tengah ,Perlindungan pekerja migran ,Sinergi seluruh pihak

BP2MI: Perlu sinergi seluruh pihak tingkatkan perlindungan pada PMI

Deputi Penempatan dan Perlengkapan Kawasan Asia Afrika BP2MI Lasro Simbolon pada kegiatan media gathering di Palu, Sulteng, Jumat (23/2/2024). ANTARA/Nur Amalia Amir

Palu (ANTARA) - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyatakan seluruh pihak perlu bersinergi dan berkolaborasi dalam upaya meningkatkan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) sekaligus mencegah penempatan pekerja migran secara ilegal.
 
"Perlindungan PMI merupakan tugas bersama yang hendaknya diimplementasikan oleh seluruh pihak terkait, termasuk oleh pemerintah daerah," kata Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Asia Afrika BP2MI Lasro Simbolon pada kegiatan media gathering di Palu, Sulteng, Jumat.
 
Ia menjelaskan, BP2MI merupakan badan yang diberi mandat oleh undang-undang untuk menangani para PMI yang jumlahnya sangat besar.
 
Kata dia, berdasarkan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, perlindungan PMI bukan hanya tugas pemerintah pusat atau BP2MI dan kementerian terkait, tetapi juga semua pemerintah provinsi, kabupaten/kota, bahkan kelurahan atau desa.
 
"Ada mandat untuk pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai pemerintah desa untuk menyosialisasikan informasi dan permintaan PMI kepada masyarakat. Dan pemda menyediakan dan memfasilitasi pelatihan calon pekerja migran Indonesia melalui pelatihan vokasi," katanya.
 
 
Dia menyebutkan bahwa jumlah PMI yang terdaftar dalam penempatan resmi ada sekitar 4,8 juta orang. Namun, Bank Dunia pada 2017 menyatakan bahwa PMI yang bekerja di luar negeri ada sebanyak sembilan juta orang.
 
Karena itu, kata dia, masih banyak PMI yang tidak terdaftar dalam sistem yang dikelola pemerintah karena dilakukan secara nonprosedural atau tidak resmi oleh sindikat yang tidak bertanggung jawab.
 
"Bagi yang berangkat tidak resmi akan rentan terhadap risiko dan masalah. Pekerja migran harus berangkat secara resmi dan prosedural agar mendapatkan perlindungan oleh negara," katanya.
 
Untuk itu, dia mengatakan perlu dukungan dan komitmen bersama seluruh pihak dan stakeholder terkait termasuk pemerintah daerah untuk memberikan perlindungan kepada PMI dan mencegah penempatan pekerja migran secara ilegal.

Pihaknya juga telah bekerja sama dengan aparatur penegak hukum agar tata kelola penempatan dan pelindungan PMI semakin baik, khususnya agar terhindar dari penempatan ilegal.