Anwar menilai penyelesaian terhadap permasalahan Palestina dan Israel melalui perundingan hanya membuang-buang waktu, karena Amerika Serikat (AS) memiliki hak veto untuk tidak mengesahkan keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merugikannya.
Hal tersebut, kata dia, menyebabkan konflik antara Israel dan Palestina tak kunjung meredup sejak 1948 silam, meski telah melalui berbagai perundingan.
"Sudah tiba waktunya bagi negara-negara yang mendukung perjuangan rakyat Palestina, terutama dari negara-negara yang bertetangga dengan Palestina tersebut untuk membantu," ucapnya.
Anwar menyebut saat ini terdapat kekuatan besar seperti Rusia dan China, dibantu dengan beberapa negara lain seperti Turki dan Iran untuk dapat mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Meskipun saat ini kekuatan adidaya AS berada bersama Israel, ia menyebut masyarakat dunia tidak perlu takut dalam menghadapinya.
"Karena sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa meskipun Amerika Serikat memiliki persenjataan yang cukup canggih, namun AS terpaksa mundur dari Vietnam dan Afganistan karena mereka tidak sanggup menghadapi semangat yang tinggi dan berkobar-kobar dari rakyat di kedua negara itu," ujarnya.
"Seperti halnya juga yang pernah dialami oleh negara dan bangsa kita, dimana tentara sekutu yang ingin mengembalikan Indonesia di bawah jajahan Belanda juga tidak mampu menghadapi tentara rakyat yang sudah bersatu," lanjutnya.
Anwar berharap adanya perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Palestina dan negara-negara di sekitarnya dapat menjadi sebuah langkah besar untuk mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Sebelumnya Iran mengonfirmasi telah meluncurkan puluhan pesawat nirawak (drone) dan rudal ke arah Israel di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara pasca-serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pekan lalu.
Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan bahwa militer menembakkan puluhan drone dan rudal ke arah Israel sebagai tanggapan atas “banyak kejahatan” yang dilakukan Israel, termasuk serangan pekan lalu terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus.