Sulteng upayakan transformasi pertanian untuk tingkatan produksi

id Transformasi pertanian, pertanian modern, pertanian cerdas, dinas TPH, Pemprov Sulteng, Nelson Metubun, petani

Sulteng upayakan transformasi pertanian untuk tingkatan produksi

Ilustrasi - Petani menyemprotkan pupuk cair pada tanaman tomatnya di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (24/10/2023). ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terus mengupayakan transformasi pertanian menuju pertanian modern sebagai upaya untuk membantu meningkatkan produksi pangan di daerah tersebut.


 


"Sudah saatnya masuk ke pertanian modern dengan menggunakan teknologi sebagai alat bantu, sehingga petani dapat menghemat tenaga," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah Nelson Metubun di Palu, Minggu.


 


Ia menjelaskan pihaknya telah memulai langkah transformasi dimulai dari penguatan kapasitas petani dalam memanfaatkan teknologi.


 


Diantaranya yakni pengembangan kapasitas melalui pelatihan teknis mekanisasi dan manajemen pengelolaan usaha pelayanan dan unit jasa alat mesin pertanian (UPJA), sebagai upaya peningkatan kemandirian petani lewat konsep pertanian cerdas atau integrated farming.


 


Kemudian program peningkatan kemandirian dan kesejahteraan petani atau "Readsi" dengan pendekatan inovasi, jejaring dan kerja sama yang kuat antara petani maupun pemangku kepentingan lainnya.


 


"Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) petani menuju transformasi pertanian sudah kami laksanakan sejak 2023. Program Readsi yang masih dilanjutkan tahun ini," ujarnya.


 


Ia mengemukakan sebelum implementasi pertanian modern, maka perlu disiapkan pondasi yang kuat bagi petani, kemudian penyesuaian pemanfaatan teknologi.


 


Di samping itu keterlibatan penyuluh juga memberikan pengaruh kuat terhadap peningkatan keterampilan petani dari penggunaan metode tradisional beralih ke pertanian cerdas dan modern.


 


"Program tersebut dicetuskan Kementerian Pertanian yang  tidak lain untuk percepatan mewujudkan swasembada beras," tutur Nelson.


 


Ia menambahkan kehadiran petani milenial juga diharapkan dapat membantu meningkatkan iklim pertanian daerah, yang kebanyakan dari mereka telah memanfaatkan digitalisasi dalam membangun jaringan bisnis pertanian.


 


"Petani adalah mitra strategis pemerintah, sehingga pemerintah daerah (pemda) harus melakukan intervensi melalui bantuan maupun penguatan SDM supaya mereka bisa berkembang," kata dia.