BI siap kolaborasi dengan pemda di Sulteng kembangkan pariwisata
Palu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah (pemda) di Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengembangkan sektor pariwisata untuk mencapai tujuan ekonomi hijau.
"Kami melihat daerah ini memiliki 1.000 potensi wisata, baik itu bahari, wisata alam, budaya, maupun kuliner yang perlu dikembangkan untuk menopang kemajuan ekonomi daerah," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulteng Rony Hartawan di Palu, Senin.
Menurut data BI pendapatan produk domestik bruto (PDB) dari sektor pariwisata secara nasional pada tahun 2022 sebanyak 127,3 miliar dolar AS, Sulteng hanya berkontribusi 0,05 persen, kemudian kontribusi dilihat dari kewilayahan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) hanya 4,11 persen.
Oleh sebab itu KPwBI Sulteng mengajak semua pihak ikut berkolaborasi memajukan pariwisata daerah ini untuk ekonomi berkelanjutan.
Sebagaimana kebijakan BI melaksanakan tiga hal prioritas, yakni merumuskan dan melaksanakan ekonomi daerah, kemudian melaksanakan pengawasan sistem pembayaran serta secara khusus membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Kami berkomitmen untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan di daerah ini, maka salah satu upaya adalah meningkatkan sektor pariwisata, selain itu kami juga fokus memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," ujarnya.
Menurut data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Sulteng, tingkat kunjungan wisatawan nusantara di provinsi ini pada tahun 2023 sebanyak 5 juta orang, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022 hanya 1,3 juta kunjungan.
Sedangkan kunjungan wisata manca negara (wisman) juga mengalami peningkatan sebanyak 8 ribu lebih wisatawan, jumlah ini juga meningkat dibandingkan tahun 2022 hanya 3.280 wisatawan.
"Tantangan utama sektor ini yakni infrastruktur belum memadai, kemudian akses transportasi salah satunya rute penerbangan domestik pascagempa berkurang, kemudian penerbangan langsung dari Bandara Soekarno Hatta menuju wilayah-wilayah yang memiliki destinasi wisata tidak tersedia," kata dia menuturkan.
Meski kondisi saat ini terbatas, menurutnya masih ada upaya lain yang dilakukan dan BI siap berkontribusi untuk itu.
"Kami melihat daerah ini memiliki 1.000 potensi wisata, baik itu bahari, wisata alam, budaya, maupun kuliner yang perlu dikembangkan untuk menopang kemajuan ekonomi daerah," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulteng Rony Hartawan di Palu, Senin.
Menurut data BI pendapatan produk domestik bruto (PDB) dari sektor pariwisata secara nasional pada tahun 2022 sebanyak 127,3 miliar dolar AS, Sulteng hanya berkontribusi 0,05 persen, kemudian kontribusi dilihat dari kewilayahan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) hanya 4,11 persen.
Oleh sebab itu KPwBI Sulteng mengajak semua pihak ikut berkolaborasi memajukan pariwisata daerah ini untuk ekonomi berkelanjutan.
Sebagaimana kebijakan BI melaksanakan tiga hal prioritas, yakni merumuskan dan melaksanakan ekonomi daerah, kemudian melaksanakan pengawasan sistem pembayaran serta secara khusus membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Kami berkomitmen untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan di daerah ini, maka salah satu upaya adalah meningkatkan sektor pariwisata, selain itu kami juga fokus memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," ujarnya.
Menurut data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Sulteng, tingkat kunjungan wisatawan nusantara di provinsi ini pada tahun 2023 sebanyak 5 juta orang, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022 hanya 1,3 juta kunjungan.
Sedangkan kunjungan wisata manca negara (wisman) juga mengalami peningkatan sebanyak 8 ribu lebih wisatawan, jumlah ini juga meningkat dibandingkan tahun 2022 hanya 3.280 wisatawan.
"Tantangan utama sektor ini yakni infrastruktur belum memadai, kemudian akses transportasi salah satunya rute penerbangan domestik pascagempa berkurang, kemudian penerbangan langsung dari Bandara Soekarno Hatta menuju wilayah-wilayah yang memiliki destinasi wisata tidak tersedia," kata dia menuturkan.
Meski kondisi saat ini terbatas, menurutnya masih ada upaya lain yang dilakukan dan BI siap berkontribusi untuk itu.