Palu (ANTARA) - Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.001 pulau yang dihuni lebih dari 300 suku bangsa, dengan dua pertiga luas wilayahnya berupa perairan.
Mengacu kepada hasil Konvensi Hukum Laut Indonesia (UNCLOS) 10 Desember 1982, luas laut Indonesia 3.257.357 kilometer persegi dan daratan 1.919.440 kilometer persegi.
Sebagai negara kepulauan, penguatan konektivitas antarpulau menjadi sangat penting untuk menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan di daerah, meningkatkan akses serta pemerataan ekonomi dari wilayah ujung timur hingga ujung barat Indonesia. Dalam hal ini, kehadiran transportasi kapal laut menjadi kunci agar konektivitas antarpulau di Indonesia dapat terus terjaga.
Memasuki usia ke-72 tahun, PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero), sebagai perusahaan pelayaran milik negara yang bergerak di bidang jasa transportasi kapal, laut terus berupaya bertransformasi demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan era digitalisasi saat ini, PT Pelni tidak luput dari upaya melakukan perubahan sebagai wujud kontribusi dalam membangun negeri.
Transformasi layanan berbasis digital
PT Pelni resmi meluncurkan logo baru dengan
tagline “
We Connect, We Unify” sebagai wajah dan tekad baru yang menandai bagian dari transformasi bisnis dan layanan.
Sejalan dengan visinya untuk menjadi perusahaan pelayaran dan logistik maritim terkemuka di Asia Tenggara, Pelni berupaya bertransformasi dengan bisnis dan layanan yang lebih modern, profesional, dan berbasis digital.
Direktur Utama PT Pelni Tri Andayani mengatakan hadirnya armada Perni menghubungkan seluruh Nusantara hingga wilayah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) merupakan wujud kehadiran negara dalam menyediakan moda transportasi laut untuk penumpang maupun logistik bagi seluruh masyarakat hingga ke pelosok negeri.
“Sebagai perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) di bidang pelayaran transportasi yang memiliki kapal angkutan penumpang, Pelni mendapatkan penugasan dari Kementerian Perhubungan RI.
"Kapal-kapal Pelni ini beroperasi sebagai wujud kehadiran negara,” katanya.
Oleh karena itu, PT Pelni berkewajiban untuk menjalankan penugasan pelayanan publik atau PSO (
public service obligation) dari Kemenhub RI.
PT Pelni memiliki tiga pilar dalam menjalankan perusahaan, yakni safety first, zero accident, dan service exellence sebagai perwujudan negara memberi layanan terbaik serta aman kepada warga negara.
Untuk menjaga hal tersebut, PT Pelni konsisten melakukan transformasi pada pelayanan angkutan penumpang yang terbagi dalam tiga bagian, di antaranya transformasi layanan pre on board, on board, dan layanan post on board.
PT Pelni melakukan perbaikan loket penjualan, memaksimalkan penggunaan aplikasi Pelni Mobile dan aplikasi Mycargoo, penambahan kanal pembayaran melalui perbankan, dan penambahan kanal pembelian tiket merupakan bentuk transformasi digitalisasi layanan pre on board.
Dari segi transformasi layanan on board, PT Pelni telah melakukan perbaikan dapur, kamar mandi penumpang ekonomi, revitalisasi ruangan komersial, entertainment on board seperti televisi dan seanema, mengoptimalkan layanan internet di atas kapal atau seawifi, perbaikan kasur, menghadirkan layanan add on, perbaikan sistem makanan penumpang dan sistem antrian makanan.
PT Pelni juga telah memasang VDR (
voyage data recorder), MES (
marine evacuation system), dan penggantian RADAR untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan saat berlayar.
Sementara dari sisi transformasi layanan post on board, meliputi penjualan tiket antarmoda dengan DAMRI, percepatan transformasi didukung oleh sumber daya perusahaan yang berkualitas untuk mewujudkan efektivitas, kemudahan, dan kepuasan bagi masyarakat.
Menjaga konektivitas hingga wilayah 3TP
PT Pelni memiliki 44 kantor cabang dari Sabang sampai Merauke dengan 306 terminal poin dan armada Pelni yang menyinggahi sekitar 308 pelabuhan.
Saat ini, PT Pelni memiliki 32 kapal yang terdiri atas 26 kapal penumpang dengan tiga tipe, yakni tipe 500 pax, 1.000 pax dan 2.000 pax serta enam kapal tol laut yang melayani angkutan atau muatan kontainer berupa bahan makanan pokok maupun bahan bangunan untuk menekan harga barang antara Indonesia bagian barat dengan bagian timur.
Sebagai perwujudan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, PT Pelni mendapatkan penugasan dari Pemerintah untuk pengoperasian kapal milik Kemenhub RI sebanyak 50 kapal yang terdiri atas 30 kapal perintis, 16 kapal rede, satu kapal ternak, dan tiga kapal tol laut untuk memperkuat akses konektivitas nasional, khususnya menghubungkan wilayah-wilayah 3TP.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub RI Capt Antoni Arif P mengatakan peran Pelni dalam menjaga konektivitas di daerah-daerah 3TP sangat penting.
Kehadiran kapal-kapal Pelni memudahkan masyarakat kepulauan untuk melakukan aktivitas harian, termasuk di antaranya jual beli barang kebutuhan pokok, akses pendidikan dan kesehatan, serta akses transportasi dari pulau-pulau kecil ke kota yang lebih besar.
Dalam lima arah kebijakan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tahun 2024-2029, salah satu di antaranya
adalah konektivitas.
Peningkatan peran transportasi laut dalam mewujudkan dan menjaga konektivitas nasional menjadi hal penting untuk dilakukan sehingga efektivitas penyediaan jaringan pelayaran perintis, kapal tol laut, dan penugasan pelayanan publik perlu untuk terus ditingkatkan.
Sebagai komitmen serius Pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat akan moda transportasi laut, PT Pelni mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) dari cadangan investasi tahun anggaran 2024 sebesar Rp1,5 triliun untuk pembelian tiga kapal penumpang baru.
Tiga kapal baru penumpang tersebut untuk menggantikan kapal-kapal penumpang yang usianya sudah melebihi usia teknis yaitu 30 tahun, yakni Kapal Umsini dan Kapal Kelimutu yang telah berusia 39 tahun, serta Kapal Lawit yang telah berusia 38 tahun pada tahun 2024.
Penggantian armada kapal ini merupakan bentuk komitmen PT Pelni untuk terus menjadi roda penggerak aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia serta memberikan keadilan bagi masyarakat mendapatkan layanan moda transportasi yang layak dan aman.
Beralih ke Pelni Mobile
PT Pelni Cabang Palu merupakan salah satu kantor cabang Pelni di Sulawesi Tengah yang mengoperasikan dua kapal, yakni KM Labobar dan KM Lambelu.
Kantor cabang tersebut tampak tidak lagi ramai pelanggan untuk membeli tiket pada loket penjualan. Hanya terlihat satu atau dua orang yang sedang dilayani oleh petugas.
Kepala PT Pelni Cabang Palu Siti Nafilla mengatakan sejak manajemen PT Pelni menghadirkan transformasi aplikasi Pelni Mobile, masyarakat di Kota Palu dan sekitarnya sudah mulai beralih dari membeli tiket secara manual di loket penjualan ke aplikasi Pelni Mobile.
Seiring dengan sosialisasi dan pengenalan aplikasi yang terus dilakukan, pemesanan tiket melalui aplikasi diklaim terus meningkat.
Aplikasi ini dihadirkan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan memudahkan mereka untuk mengakses pembelian tiket kapal Pelni dari mana saja tanpa harus ke kantor cabang.
Meskipun pembelian tiket telah berbasis digital, untuk pembatalan dan pengembalian dana apabila gagal berangkat masih dilakukan secara manual dengan harus mendatangi kantor cabang.
Transformasi di semua lini yang dilakukan oleh Pelni ini demi memberi layanan terbaik kepada rakyat sekaligus sebagai perwujudan kehadiran negara di setiap titik negeri ini.
Editor: Achmad Zaenal M