Indonesia-Mesir bagi pengalaman dongkrak ekonomi dengan digitalisasi
Badung (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa ia akan berbagi pengalaman mengenai peningkatan perekonomian dalam negeri akibat digitalisasi bersama Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Mesir Amr Talaat.
“Ya (akan berbagi pengalaman). Indonesia sebagai negara besar dan berpengalaman. Kita bisa juga berbagi pengalaman tentang bagaimana digitalisasi ini mampu meningkatkan ekonomi dan kemajuan negara,” ujar Budi Arie ketika ditemui di sela-sela rangkaian Indonesia-Africa Forum (IAF) dan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP), Badung, Bali, Minggu.
Selain membahas pengaruh digitalisasi terhadap peningkatan perekonomian dalam negeri, Budi Arie juga mengatakan akan membahas pengalaman Indonesia terkait pemerataan akses internet.
Menurut Budi Arie, pembahasan pengalaman pemerataan akses internet dengan negara-negara Afrika sangatlah penting, mengingat 2,3 miliar penduduk dunia belum memiliki akses internet.
“Kami periksa data ini, ternyata memang banyak di negara-negara miskin dan berkembang, terutama di daerah Asia Selatan dan Afrika,” ucapnya.
Lebih lanjut, Budi Arie mengungkapkan bahwa di antara berbagai delegasi HLF MSP yang dikepalai oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi negara masing-masing, Mesir merupakan negara Afrika pertama yang mengajukan pertemuan bilateral dengan Kementerian Kominfo.
“Delegasi Mesir meminta bilateral meeting dengan Indonesia, dalam hal ini Kominfo. Mungkin ada kerja sama-kerja sama apa, yang pasti konteksnya tentang proses digitalisasi dan komunikasi di masing-masing negara,” ujar Budi Arie.
Sedangkan, lanjut dia, negara-negara Afrika lainnya belum mengajukan pertemuan bilateral dengan Kementerian Kominfo RI.
Untuk diketahui, HLF MSP 2024 mengusung tema "Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change”.
Terdapat sesi utama Joint Leaders Session Indonesia-Afrika (IAF) dan HLF MSP 2024 serta High-Level Plenary Session pada hari kedua.
Selain sesi utama, forum ini juga akan menggelar 12 parallel events dan 17 side events yang berlangsung hingga 3 September 2024 di Bali.
Berbagai topik yang relevan dengan pembangunan berkelanjutan akan dibahas dalam forum tersebut, termasuk strategi untuk meningkatkan kerja sama lintas sektor dan negara dalam menghadapi tantangan global.
HLF MSP 2024 di Bali diharapkan dapat menjadi platform yang efektif untuk mempromosikan dialog kebijakan dan memperkuat komitmen global terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dengan kehadiran berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia, Indonesia berharap dapat memainkan peran penting dalam mendorong perubahan transformasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan di tingkat global.
“Ya (akan berbagi pengalaman). Indonesia sebagai negara besar dan berpengalaman. Kita bisa juga berbagi pengalaman tentang bagaimana digitalisasi ini mampu meningkatkan ekonomi dan kemajuan negara,” ujar Budi Arie ketika ditemui di sela-sela rangkaian Indonesia-Africa Forum (IAF) dan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP), Badung, Bali, Minggu.
Selain membahas pengaruh digitalisasi terhadap peningkatan perekonomian dalam negeri, Budi Arie juga mengatakan akan membahas pengalaman Indonesia terkait pemerataan akses internet.
Menurut Budi Arie, pembahasan pengalaman pemerataan akses internet dengan negara-negara Afrika sangatlah penting, mengingat 2,3 miliar penduduk dunia belum memiliki akses internet.
“Kami periksa data ini, ternyata memang banyak di negara-negara miskin dan berkembang, terutama di daerah Asia Selatan dan Afrika,” ucapnya.
Lebih lanjut, Budi Arie mengungkapkan bahwa di antara berbagai delegasi HLF MSP yang dikepalai oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi negara masing-masing, Mesir merupakan negara Afrika pertama yang mengajukan pertemuan bilateral dengan Kementerian Kominfo.
“Delegasi Mesir meminta bilateral meeting dengan Indonesia, dalam hal ini Kominfo. Mungkin ada kerja sama-kerja sama apa, yang pasti konteksnya tentang proses digitalisasi dan komunikasi di masing-masing negara,” ujar Budi Arie.
Sedangkan, lanjut dia, negara-negara Afrika lainnya belum mengajukan pertemuan bilateral dengan Kementerian Kominfo RI.
Untuk diketahui, HLF MSP 2024 mengusung tema "Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change”.
Terdapat sesi utama Joint Leaders Session Indonesia-Afrika (IAF) dan HLF MSP 2024 serta High-Level Plenary Session pada hari kedua.
Selain sesi utama, forum ini juga akan menggelar 12 parallel events dan 17 side events yang berlangsung hingga 3 September 2024 di Bali.
Berbagai topik yang relevan dengan pembangunan berkelanjutan akan dibahas dalam forum tersebut, termasuk strategi untuk meningkatkan kerja sama lintas sektor dan negara dalam menghadapi tantangan global.
HLF MSP 2024 di Bali diharapkan dapat menjadi platform yang efektif untuk mempromosikan dialog kebijakan dan memperkuat komitmen global terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dengan kehadiran berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia, Indonesia berharap dapat memainkan peran penting dalam mendorong perubahan transformasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan di tingkat global.