Kantor Perwakilan BI Sulteng temukan 93 lembar uang palsu selama TW III-2024

id Rony Hartawan,Uang Palsu,BI Sulteng,Bank Indonesia

Kantor Perwakilan BI Sulteng temukan 93 lembar uang palsu selama TW III-2024

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah Rony Hartawan. ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah mencatat 93 lembar uang rupiah yang diragukan keasliannya atau uang palsu selama Triwulan III (TW III) 2024.

"Penemuan ini mencerminkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah," kata Kepala BI Sulteng Rony Hartawan di Palu, Jumat.

Menurut dia, tren itu meningkat jika dibandingkan dengan TW II-2024 sebanyak 81 lembar dan TW I-2024 sebanyak 40 lembar. Peningkatan itu tidak terlepas dari edukasi dan sosialisasi BI Sulteng melalui program cinta, bangga, dan paham rupiah (CBP Rupiah).

Rony mengatakan bahwa program itu sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait dengan keaslian uang. Selain itu, bertujuan untuk menanamkan kecintaan dan kebanggaan terhadap rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa.

Pada Triwulan III 2024, kegiatan edukasi dan sosialisasi telah dilakukan di berbagai segmen masyarakat, termasuk pelajar, mahasiswa, aparatur sipil negara (ASN), dan masyarakat umum.

Program lain dari BI Sulteng, lanjut dia, yakni kas keliling untuk memastikan ketersediaan uang rupiah layak edar hingga ke daerah terpencil. Kegiatan itu bertujuan untuk menjangkau masyarakat yang belum memiliki akses memadai terhadap layanan perbankan.

"Upaya kas keliling tidak hanya memastikan ketersediaan uang rupiah berkualitas, tetapi juga menjadi sarana edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengenali ciri-ciri keaslian uang," ungkapnya.

BI Sulteng juga memperkuat koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menekan peredaran uang palsu. Langkah tersebut, kata dia, mencakup edukasi bersama, operasi pengawasan, hingga peningkatan efek jera melalui penegakan hukum yang tegas.

Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diimbau selalu memeriksa keaslian uang yang diterima dengan menerapkan metode dilihat, diraba, diterawang (3D). Selain itu, masyarakat diminta segera melaporkan jika menemukan indikasi uang palsu kepada pihak berwenang atau Bank Indonesia.

"Kami akan terus meningkatkan intensitas program edukasi dan pengawasan sehingga peredaran uang palsu dapat diminimalkan dan masyarakat merasa lebih aman dalam bertransaksi," katanya.