Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu melakukan penelitian tentang komposisi sampah untuk pembandingan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang digunakan selama ini dalam mengukur volume sampah di ibu kota Sulawesi Tengah.
"Penelitian komposisi sampah melibatkan mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu," kata Sekretaris DLH Palu Ibnu Mundzir di Palu, Jumat.
Penelitian dilakukan mengambil sampel sampah organik maupun sampah non organik, yang mana hasil penelitian akan tergambar presentasi sampah plastik maupun sampah organik, termasuk presentasi limbah bahan berbahaya dan beracun.
Ia mengemukakan kegiatan tersebut baru dimulai dengan durasi penelitian dilaksanakan selama dua bulan ke depan melibatkan sekitar 30 mahasiswa Untad.
Adapun lokasi sasaran penelitian yakni kawasan pasar, perumahan perkantoran, terminal pertokoan dan kawasan lainnya, yang mana hasil penelitian juga selain memperoleh komposisi sampah juga akan mendeteksi sumber sampah.
"Hasil penelitian selanjutnya digunakan dalam membuat perencanaan penanganan kebersihan pada masing-masing tempat," ujarnya.
Menurut data DLH Palu, rata-rata sampah yang diangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA) sekitar 130-150 ton per hari, 10 persen di antaranya merupakan sampah plastik.
Terlepas dari itu, DLH Palu juga telah menciptakan program inovasi pembayaran retribusi sampah bernama Aplikasi Kegiatan Lingkungan (Pakagali).
Aplikasi tersebut sudah sudah diakses sekitar 46 ribu warga dari sekitar 270 ribu penduduk di ibu kota Sulawesi Tengah.
"Kami terus berupaya menata kebersihan kota, dengan harapan sampah yang masuk ke TPA benar-benar sampah residu atau sampah yang tidak dapat didaur ulang," tutur Ibnu.
DLH Palu juga mengajak masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sekaligus mendorong pemanfaatan sampah organik untuk membuat kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah.
DLH Palu juga mengajak masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sekaligus mendorong pemanfaatan sampah organik untuk membuat kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah.