Baleg DPR susun ulang draf RUU PPRT meski periode sebelumnya sudah ada

id Ruu pprt, badan legislasi, bob hasan, dpr ri, periode sebelumnya, pekerja rumah tangga

Baleg DPR susun ulang draf RUU PPRT meski periode sebelumnya sudah ada

Badan Legislasi DPR RI menggelar rapat dengar pendapat umum dengan sejumlah pihak terkait RUU PPRT di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (21/5/2025). ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Legislasi DPR RI Bob Hasan mengatakan bahwa draf Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) disusun ulang meskipun draf tersebut sudah disusun pada periode 2019–2024.

Menurut Bob, situasi dan kondisi yang berbeda pada periode ini membutuhkan capaian yang baru dalam UU PPRT tersebut sehingga konteks akademiknya pun berbeda. Namun, draf RUU yang lalu akan menjadi dasar untuk penyusunan RUU PPRT saat ini.
"Oleh karena itu, kita sangat memerlukan narasumber-narasumber dari para akademisi dan stakeholder," kata Bob Hasan saat rapat dengar pendapat umum soal RUU PPRT di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa Sekretariat Baleg DPR RI tidak akan lagi menyusun pembukaan terkait draf RUU PPRT yang telah disusun pada periode sebelumnya Karena penyusunan draf itu akan mencakup pembaruan naskah akademik.
"Maka drafnya pun juga akan menjadi pembaruan juga atau berbeda juga," katanya.
Bob Hasan mengatakan bahwa aspirasi dari para akademisi dan pihak yang berkaitan dengan pekerja rumah tangga (PRT) diperlukan untuk dapat memberikan pengakuan dan perlindungan hukum bagi PRT.
Saat ini, masalah yang dihadapi para PRT dalam kondisi yang kompleks. Masalah-masalah yang dihadapi, antara lain mengenai imbalan yang tidak layak, jam kerja yang tidak sesuai, hingga kurangnya akses terhadap hak dasar.
Ia menambahkan selama ini PRT hanya bekerja begitu saja dengan perjanjian secara lisan tanpa ada perjanjian apapun secara formal mengenai tugasnya.
"Sangat penting untuk memastikan RUU ini memberikan kepastian hukum dan keadilan PRT," katanya.


Pewarta :
Editor : Andriy Karantiti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.