IAIN Palu rencanakan KKN luar negeri 2020

id IAIN

IAIN Palu rencanakan KKN luar negeri 2020

Sekitar 384 mahasiswa-mahasiswi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu mengikuti pembekalan untuk persiapan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), di auditorium perguruan tinggi keagamaan Islam negeri tersebut, Senin - Selasa. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji) (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji/)

Palu, (AntaraNews Sulteng) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, merencanakan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di luar negeri mulai 2020.

"Iya, pelaksanaan KKN di luar negeri kemungkinan akan dilangsungkan pada 2020," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Palu, Prof Dr H.M Asy`ari terkait pelaksanaan KKN, Kamis.

Dia mengemukakan, IAIN Palu sebelumnya telah merencanakan dan menyusun persiapan pelaksanaan KKN dan PPL di luar negeri, yang akan dilaksanakan mulai 2019.

Rencana dan persiapan itu, kata dia, termasuk dengan pelaksanaan KKN nusantara yang di fokuskan di daerah tertinggal, terluar dan terdepan(3T) di Indonesia.

Namun, dia mengakui, diluar dari dugaan dan nalar manusia rencana itu harus ditangguhkan sementara karena IAIN Palu terdampak bencana gempa dan tsunami.

"Karena ada bencana gempa dan tsunami, maka rencana dan persiapan itu ditangguhkan sementara. IAIN Palu berbenah pascabencana," ujar Asy`ari.

Dia mengemukakan, tidak semua mahasiswa dapat melangsungkan KKN di luar negeri atau di negara tertentu yang menjadi fokus IAIN. Hanya terdapat lima - tujuh mahasiswa yang lulus seleksi dan memenuhi syarat yang dapat mengikuti KKN di luar negeri.

"Misalkan dari Fakultas Tarbiyah tiga orang, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah serta Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam masing-masing satu atau dua orang," katanya.

Syarat dan kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa untuk KKN di luar negeri yakni, cakap berbahasa asing Inggris dan Arab, serta memenuhi syarat akademik lainnya.

Terkait hal itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Palu, Dr Abidin Djafar mengatakan, KKN di luar negeri bagi mahasiswa PTKIN merupakan program nasional Kementerian Agama.

Kementerian Agama lewat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, menurut dia, telah melibatkan beberapa rektor PTKIN untuk membangun kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri.

"Rektor kita sangat semangat dengan hal ini. Iya menginginkan mahasiswa dapat melaksanakan KKN di luar negeri, karena itu telah melakukan tanda tangan MoU dengan beberapa kampus di luar negeri," ujarnya.

Penandatngan nota kesepahaman (memorandum of understanding) dilakukan oleh Rektor IAIN Palu Prof Dr H sagaf S Pettalongi dan Rektor UNISSA Brunei Dr Haji Norarfan Bin Haji Zainal di Jogjakarta, pada sela-sela Meeting of Asian Islamic Universities Association (AIUA), Kamis. (Antaranews Sulteng/ Askar Ahmad) (Antaranews Sulteng/ Askar Ahmad/)

Abidin mengakui bahwa rencana itu ditangguhkan sementara dikarenakan adanya bencana yang menimpa IAIN Palu. IAIN Palu juga menyusun langkah atas rencana itu dengan baik, dikarenakan akomodasi peserta selama menjalani KKN di luar negeri selama sebulan penuh ditanggung oleh perguruan tinggi.

Dimasa kepemimpinan Prof Sagaf Pettalongi, IAIN Palu membangun kerjasama dengan enam perguruan tinggi di luar negeri antara lain Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam, Universiti Sultan Azlan Shah (USAS) Malaysia, Kolej Universiti Islam Pahang Sultan Ahmad Shah (KUIPSAS), Kolej Islam Teknologi Antarbangsa (KITAB) Malaysia, Kolej Pengajian Islam Johor (MARSAH) Malaysia.

IAIN Palu juga membangun kerjasama dengan dua perguruan tinggi di Indonesia yakni UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Gadja Mada Jogjakarta.

Kerjasama ini berujung pada peningkatan mutu akademik dan manajemen. Kemudian, pengembangan penelitian (joint research) dan pengabdian masyarakat (KKN internasional), pertukaran dosen dan mahasiswa serta pemberian penghargaan bersama, kerjasama peningkatan jurnal internasional untuk publikasi ilmiah dan quality assurance (penjaminan mutu) dengan standar internasional.

Sebelumnya dimasa kepemimpinan Prof Dr H Zainal Abidin MAg, bersama Dirjend Pendis, IAIN Palu merintis kerjasama pengembangan perguruan tinggi di Eropa meliputi Finlandia, Denmark dan Swedia.

Tiga negara itu dipilih karena memiliki sistem pendidikan yang baik. Survei Programme for International Student Assessment (PISA) menempatkan pelajar Finlandia tetap pada prestasi teratas. Itu karena sistem pendidikannya.

Kopenhagen dikenal sebagai pemberi beasiswa terbanyak di Eropa. Tidak hanya kepada mahasiswa asal Uni Eropa, tapi juga kepada mahasiswa pendatang.

Sedangkan di Swedia, pemerintahnya mengembangkan sistem pendidikan humanis. Seluruh orang yang telah terdaftar di catatan sipil di negara itu, maka biaya pendidikannya gratis sejak tingkat dasar hingga SMA.

Baca juga: IAIN akan tempatkan peserta KKN di lokasi pengungsian
Baca juga: IAIN Palu kerjasama enam kampus di Asia
Baca juga: Indonesian Islamic Education Institution To Cooperate With European Varsities