Pedagang kembali berjualan di pantai Talise Palu

id talise

Pedagang kembali berjualan di pantai Talise Palu

Sejumlah pengunjung menikmati kopi gratis yang disajikan di Warung Kopi Tsunami di Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/11/2018). Kopi gratis di warung kopi yang didirikan di area bekas tsunami itu digagas atas kerja sama relawan Sakai Sambaiyan Lampung bersama Komunitas Chaphizta Never Die dan masyarakat Pantai Talise yang bertujuan mengajak serta memotivasi masyarakat yang tertimpa bencana untuk kembali bangkit pascabencana gempa dan tsunami. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/

Saya sudah sepekan ini kembali menggelar dagangan di kawasan wisata tersebut
Palu, (Antaranews Sulteng) - Sejumlah pedagang makanan/minuman kembali berjualan di pesisir Pantai Talise Palu, Sulawesi Tengah setelah hampir empat bulan terakhir ini kawasan itu sepi menyusul bencana alam gempabumi 7,4 SR dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018.

"Saya sudah sepekan ini kembali menggelar dagangan di kawasan wisata tersebut," kata Yuni, seorang pedagang berbagai jenis kuliner di Palu, Sabtu.

Ia mengatakan untuk menarik para pengunjung, terpaksa mengungulkan berbagai barang bekas sisa tsunami seperti baju, celana dan lainnya digantung di beberapa pohon yang ada di kawasan itu.

"Dan ini menurut sejumlah pengunjung cukup unik dan menarik," kata dia.

Hal senada juga disampaikan Djfar, seorang pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang juga sudah beberapa hari kembali berjualan di kawasan wisata yang diporak-porondakan oleh tsunami.

Bekas-bekas terdampak tsunami masih terlihat di sepnajang pesisir Pantai Talise.

Ia mengatakan meski baru beberapa pelaku usaha yang kembali berjualan, tetapi pengunjung yang datang mulai ramai lagi.

Hanya saja, kata dia, berjualan di Pantai Talise hanya sampai sore hari saja.

"Kalau malam hari belum berani," kata dia.

Padahal, sebelum diterjang tsunami, obyek wisata yang terletak di Kecamatan Palu Timur dan Palu Barat dipinggir pantai pedagang yang berjualan cukup padat.

Apalagi, saat malam hari obyek wisata itu banyak diserbu masyarakat dari berbagai usia dari anak-anak sampai orang dewasa.

Bahkan banyak kaum remaja dan pemuda menjadikan tempat tersebut untuk lokasi ngobrol sambil menikmati udara pantai dan makan/minum kuliner yang dijajahkan para pedagang.

Namun, ketika terjadi tsunami yang menelan ribuan korban jiwa dan menghancurkan seluruh bangunan, termasuk tempat usaha para pedagang, kini terlihat masih sepi, khususnya pada malam hari orang takut untuk berkunjung ke Pantai Talise.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Zainuddin Hak membenarkan suidah ada beberapa pedagang yang berjualan di Pantai Talise.

"Kita berharap pedagang yang kembali membuka usaha di obyek wisata tersebut ke depan semakin bertambah banyak," kata dia.

Memang kawasan itu pada malam hari sepi, sebab orang masih trauma atas tsunami yang terjadi beberapa bulan lalu.