Dikbud Palu beberkan sejumlah problem pendidikan

id Problem Pendidikan Kota Palu,Dinas Pendidikan Palu

Dikbud Palu beberkan sejumlah problem pendidikan

Para narasumber dan moderator FGD Mengurai Problematika Pendidikan di Kota Palu di Warkop Ansor, dari kanan ke kiri Nasarudin Kadir (moderator), Wakil Ketua DPRD Kota Palu Rizal, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Ansyar Sutiadi, dan Ketua Kadin Kota Palu Gufran Ahmad. (Adha Nadjemuddin)

Supaya adil, kita mau distribusi guru secara merata. Baru kita mau pindah, sudah banyak guru yang gelisah
Palu (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Ansyar Sutiadi mengungkap sejumlah problem dunia pendidikan di ibu kota provinsi Sulawesi Tengah itu dan menuntut partipasi sejumlah pihak untuk berkontribusi dalam memajukan pendidikan.

"Permasalahan dunia pendidikan di Kota Palu setidaknya ada delapan. Pertama, masih rendahnya kualitas dan profesionalisme guru dalam proses kegiatan belajar mengajar," ungkapnya dalam diskusi group terfokus mengurai problematikan pendidikan di Kota Palu, di Warkop Ansor Palu, Minggu (24/11) malam.

Diskusi yang digelar Lembaga Permata Ilmu Palu itu dihadiri berbagai elemen antara lain guru, pemerhati pendidikan, perwakilan organisasi kepemudaan, dan pengusaha.

Selain Ansyar, tampil sebagai narasumber Wakil Ketua DPRD Kota Palu Rizal, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Palu Gufran Ahmad, dan dipandu Nasaruddin, seorang aktivis kepemudaan dan tenaga kependidikan. 

Ansyar mengungkapkan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru, Pemerintah Kota Palu telah membiayai pendidikan magister untuk 50 guru berprestasi di Kota Palu.

Dia juga mengakui distribusi guru belum merata di semua sekolah sehingga ada sekolah yang masih kekurangan guru. Ada sekolah kata dia, yang hanya memiliki tiga sampai lima guru. Sementara ada juga sekolah yang gurunya banyak.

"Supaya adil, kita mau distribusi guru secara merata. Baru kita mau pindah, sudah banyak guru yang gelisah," katanya.

Baca juga: Pemkot Palu alokasikan anggaran pendidikan 40 persen

Masalah lain kata Ansyar, belum optimalnya tata kelola sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah. 

"Masih ada manajemen zaman dulu. Sudah dia kepala sekolah, dia juga yang jadi bendahara," katanya.

Problem lain yang juga dihadapi dunia pendidikan di Kota Palu, masih adanya kesenjangan fasilitas sarana dan prasarana penunjang, dan masih rendahnya penggunaan teknologi informaai dalam proses belajar mengajar. 

"Awalnya hanya beberapa sekolah yang ikut UNBK karena tidak ada sarana. Sekarang sudah terpenuhi sampai SMP 22 di ujung sana," katanya. 

Menurut Ansyar, Pemerintah Kota Palu akan terus memeratakan semua sekolah sehingga ke depan tidak ada lagi istilah sekolah favorit. 

"Semua sekolah di Palu favorit," katanya.

Sejumlah problem dunia pendidikan itu kata dia, sedang dibenahi melalui sejumlah misi yang telah ditetapkan pemerintah Kota Palu khususnya pada Dinas Pendidikan untuk mewujudkan generasi milenial yang cerdas berbudaya dilandasi iman dan taqwa.

"Misi kita adalah menyediakan layanan pendidikan dasar yang murah terjangkau dan berkualitas. Maka tidak boleh lagi ada usia sekolah yang tidak sekolah. Kalau ada yang tidak sekolah sampaikan ke saya. Dimana alamatnya. Saya akan cari," katanya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kota Palu Rizal mengatakan legislatif siap mendukung program pemerintah Kota Palu dalam bidang pendidikan khususnya dari sisi kebijakan anggaran sehingga visi pendidikan di kota ini dapat terwujud.

"Kita ingin membangun kualitas generasi muda, tidak saja dari kecerdasan intelektualnya tapi juga spritualnya," katanya.

Rizal mengatakan dirinya sangat mendukung program pemerintah Kota Palu melalui Palu Kana Mapande dengan menambah jam pelajaran pendidikan agama kelas V SD. 

Untuk pendidikan agama Islam dilakukan pendekatan baca tulis Quran, sehingga ke depan tidak satupun siswa yang tidak bisa baca tulis Quran.

"Bahkan saya cenderung kita buatkan peraturan daerah. Kita back up program ini agar terus berlanjut," katanya.

Baca juga: Disdikbud jamin pendidikan gratis bagi anak tidak mampu

Dari sudut pandang yang berbeda, Ketua Kadin Kota Palu Gufran Ahmad berharap keluaran dunia pendidikan di Kota Palu melahirkan generasi cerdas, bukan sekadar orang-orang pintar.

"Kalau cerdas, maka ada kecenderungan untuk menjadi entrepreneur. Bagaimana ke depan kita menciptakan pengusaha sebanyak-banyaknya sehingga kita sejahtera," katanya.

Gufran mengatakan dari sisi kepintaran, sudah banyak generasi pintar, buktinya beberapa siswa di Palu mengikuti olimpiade bertaraf nasional dan internasional. Tetapi masalahnya kata dia, ilmunya justru diterapkan oleh daerah lain.

Sementara itu Ketua Lembaga Pemata Ilmu Palu, Rustam mengatakan lembaganya siap berkontribusi untuk kemajuan pendidikan di Kota Palu sehingga terwujudnya generasi milenial yang cerdas berbudaya dilandasi iman dan taqwa.***