WK Senoro-Toili akan terus perkuat produksi energi di Sulteng

id Pertamina Hulu Energi,Medco,Tomori E&P Limited,WK Senoro-Toili

WK Senoro-Toili akan terus perkuat produksi energi di Sulteng

Petugas sedang memeriksa peralatan fasilitas produksi di WK Senoro-Toili, Sulawesi Tengah. ANTARA/HO-PHE

Jakarta (ANTARA) - Wilayah Kerja (WK) Senoro Toili yang memiliki luas area 451 kilometer persegi di Sulawesi Tengah (Sulteng) akan terus memperkuat produksi energi di wilayah provinsi itu dengan bersinergi untuk memasok gas untuk Donggi Senoro Liquefied Natural Gas
(DSLNG) Plant dan konsumen lainnya.

PT Pertamina Hulu Energi Tomori-Sulawesi resmi mendapatkan perpanjangan kontrak sebagai operator WK Senoro-Toili, Sulawesi Tengah, setelah penandatanganan kontrak perpanjangan WK-nya disetujui Menteri ESDM pada 2 Juni 2022.

Penandatanganan WK Senoro-Toili dimulai 7 April 2022 oleh SKK Migas dan kontraktor Senoro-Toili yang terdiri atas Pertamina Hulu Energi Tomori-Sulawesi (PHE TS), PT Medco E&P Tomori Sulawesi (Medco E&P), dan Tomori E&P Limited (TEL).

Direktur PHE TS Awang Lazuardi dalam keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat, menjelaskan perpanjangan WK Senoro-Toili sejalan dengan rencana jangka panjang Pertamina.

"Yang mana WK ini merupakan salah satu prioritas untuk bisa segera diperoleh kepastian perpanjangan kontraknya karena masih memiliki potensi pengembangan yang sangat baik," ujarnya.

Pertamina juga berkomitmen melanjutkan kemitraan strategis dengan mitra-mitra eksisting untuk memaksimalkan sinergi dan alignment dalam pengelolaan dan investasi jangka panjang di WK ini.

Adapun kepemilikan PI WK Senoro-Toili pascaterminasi tetap sama seperti saat ini, yaitu Pertamina Hulu Energi Tomori-Sulawesi 50 persen, MedcoEnergi 30 persen, dan TEL 20 persen. WK Senoro Toili, yang akan berakhir pada 3 Desember 2027, diperpanjang sampai dengan 2047.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan selamat kepada para kontraktor atas keberhasilannya mendapatkan perpanjangan kontrak WK Senoro-Toili.

"Apresiasi atas komitmen investasi jangka panjang para kontraktor sehingga melalui perpanjangan PSC WK Senoro Toili diharapkan dapat menambah kontribusi bagi pencapaian target produksi nasional dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia," ujarnya.

Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan juga mengungkapkan pihaknya berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan pemerintah untuk terus melanjutkan pengelolaan WK Senoro-Toili dan juga untuk kerja sama yang baik dengan PHE Tomori Sulawesi dan TEL dalam pengelolaan bersama WK Senoro-Toili selama ini.

"Perusahaan terus berkomitmen untuk memenuhi target produksi yang ditetapkan pemerintah dan memberikan sumbangsih bagi industri serta masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi," ujarnya.

Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Subholding Upstream Pertamina Danar Dojoadhi mengatakan perpanjangan WK Senoro Toili merupakan milestone penting bagi Pertamina, MedcoEnergi dan TEL dalam upaya menjaga level produksi sekaligus mendukung program nasional pemerintah untuk mencapai ketahanan energi nasional melalui operasional yang handal, aman, dan patuh terhadap peraturan yang berlaku.

Sementara itu Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro mengaku senang melihat peningkatan kinerja setahun penuh yang jauh lebih baik serta dukungan dari pada pemangku kepentingan atas perpanjangan PSC Senoro-Toili.
 
"Penilaian Akuisisi ConocoPhillips Indonesia pada Maret telah memperkuat posisi Medco Energi di Asia Tenggara dan mendukung strategi perubahan iklim kami," kata Hilmi.

Kontrak pertama WK Senoro-Toili ditandatangani tahun 1997 untuk periode 30 tahun. Wilayah Kerja ini mencatat penemuan minyak pertamanya di lapangan Tiaka pada tahun 1985 dengan produksi pertamanya di tahun 2005. Sampai dengan akhir tahun 2021, WK Senoro-Toili telah memproduksi total 143 MMBOE (juta barel setara minyak).

Kini emiten minyak dan gas bumi PT Medco Energi Internasional Tbk telah membukukan laba bersih senilai 47 juta dolar AS pada 2021 dan memberikan panduan baru untuk dividen tahunan sebesar Rp15-20 per lembar saham.
 
"Dengan senang saya laporkan kinerja keuangan yang kuat seiring dengan harga dan permintaan yang pulih pascapandemi COVID-19. Kinerja perseroan memungkinkan kami untuk memberikan panduan dividen baru dan target utang yang lebih rendah," kata CEO Medco Energi Internasional Roberto Laronto dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
 
Medco menetapkan target leverage yang lebih rendah, yaitu utang bersih per EBITDA 2,5 kali. EBITDA tercatat sebesar 714 juta dolar AS atau meningkat 44 persen tahun ke tahun.

Harga jual rata-rata minyak senilai 68 dolar AS per barel, lebih tinggi 68 persen dari tahun 2020 yang rata-rata hanya 40 dolar AS per barel. Sedangkan, harga penjualan rata-rata tertimbang gas sebesar 6,5 dolar AS per MMBTU lebih tinggi 26 persen dari tahun 2020 yang hanya 5,2 dolar AS per MMBTU.

Laba bersih senilai 47 juta dolar AS itu tercapai seiring dengan pulihnya tingkat permintaan energi yang sebelumnya rendah akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Ketiga segmen usaha migas, ketenagalistrikan, dan tambang membukukan laba.
 
Laba bersih dipengaruhi oleh dry hole dan penurunan nilai dari Blok Meksiko 10 dan 12 total sebesar 28 juta dolar AS, penurunan nilai AMG sebesar 15 juta dolar AS, diimbangi penyesuaian nilai pasar Serulla sebesar 47 juta dolar AS dan DSLNG sebesar 25 juta dolar AS.
 
Belanja modal perusahaan tercatat sebesar 114 juta dolar AS meningkat di kuartal keempat seiring pulihnya permintaan.