Sahabat Relawan Indonesia (SRI) menyembuhkan anak Badui bernama Sardin (11), warga Ciranji Pasir, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten dengan merujuk ke RSCM Jakarta tahun 2021.
"Sekarang Sardin sudah kembali bermain sepak bola dengan teman-teman sekampung," kata Koordinator SRI Muhammad Arif Kirdiat saat ditemui di pemukiman Badui, di Lebak, Kamis.
Peristiwa yang menimpa anak Badui terdampak penyakit saraf terjepit setelah mengangkat kayu saat gotong royong bersama masyarakat setempat.
Namun, satu pekan ke depan Sardin mengalami kesemutan dan kesakitan hingga mengakibatkan kelumpuhan dan tidak bisa berjalan.
Baca juga: Kemenkes mewajibkan kepesertaan BPJS bagi masyarakat adat
Sardin cucu mantan Jaro Nalim, orang yang memiliki pengaruh di Badui Dalam Kampung Cikawartana itu menghubungi relawan SRI untuk mendapatkan penanganan medis.
Kebetulan tempat tinggal orang tua Sardin hanya beberapa meter dari Poskesdes Nangerang yang dikelola oleh relawan SRI, dan langsung dibawa ke RSUD Banten dengan menyertakan surat keterangan tidak mampu (SKTM).
Selanjutnya, RSUD Banten melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan Sardin dengan dilakukan CT scan, rontgen, MRI (magnetic resonance imaging) atau EMG (electromiografi).
Dari hasil EMG diketahui putra kedua Sarniti pada bagian leher terjepit saraf dan mengalami penekanan. Dengan demikian, RSUD Banten kembali merujuk untuk penanganan medis anak Badui itu ke RSCM Jakarta.
Relawan yang menangani kemanusiaan masyarakat Badui kebetulan Menteri Kesehatan Budi Gunawan saat ia berkunjung ke Badui. Dalam kunjungan itu, relawan melaporkan kepada Menkes bahwa ada anak Badui yang harus ditangani RSCM Jakarta, karena saraf kejepit dan harus dilakukan operasi.
Setelah itu, Menkes menghubungi pengelola RSCM Jakarta dan bisa langsung dibawa untuk menjalani pengobatan dengan membuat BPJS Kesehatan bantuan pemerintah. "Sebelum dilakukan operasi saraf kejepit, terlebih dulu dilakukan penyembuhan paru-paru, setelah sembuh baru menjalani operasi hingga terapi," kata Muhammad Arif.
Menurut dia, pengobatan dan perawatan di RSCM Jakarta selama 2,5 bulan. Sardin diperbolehkan pulang, namun dalam pengawasan.
Saat ini, kata dia, kondisi Sardin sembuh total dan bermain sepak bola bersama teman seusianya.
Selama ini masyarakat Badui yang ditangani relawan cukup banyak. Penyakit yang dialami masyarakat Badui terdapat lima jenis penyakit, yakni tuberkulosis, angka kematian ibu (AKI), gigitan ular berbisa, kulit, dan darah tinggi.
Baca juga: UI kenalkan makanan sehat atasi gizi buruk masyarakat Badui
Baca juga: Ketua DPD RI apresiasi vaksinasi masyarakat adat Suku Badui
Penanganan penyakit yang ditangani relawan SRI masyarakat Badui tetap berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pihak puskesmas setempat.
"Kami memiliki dua Posko Kesehatan, yakni di Nangerang dan Ciboleger (perbatasan dengan kawasan tanah hak ulayat Badui) untuk membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Badui," katanya.
Sementara itu, Sarniti, orang tua Sardin menyatakan terima kasihnya kepada relawan SRI dan Menkes Budi Gunawan yang membantu kesembuhan anaknya. "Kami lega dan bahagia putra kedua kami kembali sehat," ucapnya.
"Sekarang Sardin sudah kembali bermain sepak bola dengan teman-teman sekampung," kata Koordinator SRI Muhammad Arif Kirdiat saat ditemui di pemukiman Badui, di Lebak, Kamis.
Peristiwa yang menimpa anak Badui terdampak penyakit saraf terjepit setelah mengangkat kayu saat gotong royong bersama masyarakat setempat.
Namun, satu pekan ke depan Sardin mengalami kesemutan dan kesakitan hingga mengakibatkan kelumpuhan dan tidak bisa berjalan.
Baca juga: Kemenkes mewajibkan kepesertaan BPJS bagi masyarakat adat
Sardin cucu mantan Jaro Nalim, orang yang memiliki pengaruh di Badui Dalam Kampung Cikawartana itu menghubungi relawan SRI untuk mendapatkan penanganan medis.
Kebetulan tempat tinggal orang tua Sardin hanya beberapa meter dari Poskesdes Nangerang yang dikelola oleh relawan SRI, dan langsung dibawa ke RSUD Banten dengan menyertakan surat keterangan tidak mampu (SKTM).
Selanjutnya, RSUD Banten melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan Sardin dengan dilakukan CT scan, rontgen, MRI (magnetic resonance imaging) atau EMG (electromiografi).
Dari hasil EMG diketahui putra kedua Sarniti pada bagian leher terjepit saraf dan mengalami penekanan. Dengan demikian, RSUD Banten kembali merujuk untuk penanganan medis anak Badui itu ke RSCM Jakarta.
Relawan yang menangani kemanusiaan masyarakat Badui kebetulan Menteri Kesehatan Budi Gunawan saat ia berkunjung ke Badui. Dalam kunjungan itu, relawan melaporkan kepada Menkes bahwa ada anak Badui yang harus ditangani RSCM Jakarta, karena saraf kejepit dan harus dilakukan operasi.
Setelah itu, Menkes menghubungi pengelola RSCM Jakarta dan bisa langsung dibawa untuk menjalani pengobatan dengan membuat BPJS Kesehatan bantuan pemerintah. "Sebelum dilakukan operasi saraf kejepit, terlebih dulu dilakukan penyembuhan paru-paru, setelah sembuh baru menjalani operasi hingga terapi," kata Muhammad Arif.
Menurut dia, pengobatan dan perawatan di RSCM Jakarta selama 2,5 bulan. Sardin diperbolehkan pulang, namun dalam pengawasan.
Saat ini, kata dia, kondisi Sardin sembuh total dan bermain sepak bola bersama teman seusianya.
Selama ini masyarakat Badui yang ditangani relawan cukup banyak. Penyakit yang dialami masyarakat Badui terdapat lima jenis penyakit, yakni tuberkulosis, angka kematian ibu (AKI), gigitan ular berbisa, kulit, dan darah tinggi.
Baca juga: UI kenalkan makanan sehat atasi gizi buruk masyarakat Badui
Baca juga: Ketua DPD RI apresiasi vaksinasi masyarakat adat Suku Badui
Penanganan penyakit yang ditangani relawan SRI masyarakat Badui tetap berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pihak puskesmas setempat.
"Kami memiliki dua Posko Kesehatan, yakni di Nangerang dan Ciboleger (perbatasan dengan kawasan tanah hak ulayat Badui) untuk membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Badui," katanya.
Sementara itu, Sarniti, orang tua Sardin menyatakan terima kasihnya kepada relawan SRI dan Menkes Budi Gunawan yang membantu kesembuhan anaknya. "Kami lega dan bahagia putra kedua kami kembali sehat," ucapnya.