Komnas Perempuan minta masyarakat cermat pilih pemimpin di Pemilu 2024
Jakarta (ANTARA) - Komnas Perempuan meminta masyarakat agar lebih cermat dalam memilih pemimpin pada Pemilu 2024, dengan melihat rekam jejak calon pemimpin, karakter, sikap, dan inisiatifnya dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan.
"Kita mendorong semua elemen masyarakat jeli di dalam memilih pemimpin masa depan, baik dari aspek track record, punya inisiatif untuk berbuat baik, mencegah kekerasan, lebih toleran," kata Anggota Komnas Perempuan Bahrul Fuad dalam webinar bertajuk "Mewaspadai Potensi Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu 2024" di Jakarta, Senin.
Pihaknya juga berharap pesta demokrasi pada 2024 dapat berjalan dengan adil, terbuka, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Komnas Perempuan Mariana Amiruddin mengatakan, pihaknya mengapresiasi debat kelima Pilpres pada Minggu (4/1) malam, yang berlangsung damai.
"Perdebatannya lebih damai, lebih tenang, lebih saling menghormati," kata Mariana Amiruddin.
Namun Komnas Perempuan mengajak semua pihak untuk belajar dari peristiwa kericuhan yang terjadi lima tahun lalu, tepatnya tanggal 21-22 Mei 2019.
Kericuhan lima tahun lalu terjadi di beberapa titik di wilayah Jakarta, yang terjadi pada saat proses perhitungan suara.
Karena itu, Komnas Perempuan menekankan pentingnya pihak penyelenggara Pemilu, aparat keamanan, masyarakat, serta peserta Pemilu termasuk para kubu calon presiden agar memikirkan keamanan dan perdamaian di Pemilu 2024.
"Pemilu 2024 memerlukan netralitas pihak-pihak tertentu yang tidak boleh menunjukkan keberpihakannya, yang lebih mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, HAM, dan perspektif kelompok rentan," kata Mariana Amiruddin.
"Kita mendorong semua elemen masyarakat jeli di dalam memilih pemimpin masa depan, baik dari aspek track record, punya inisiatif untuk berbuat baik, mencegah kekerasan, lebih toleran," kata Anggota Komnas Perempuan Bahrul Fuad dalam webinar bertajuk "Mewaspadai Potensi Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu 2024" di Jakarta, Senin.
Pihaknya juga berharap pesta demokrasi pada 2024 dapat berjalan dengan adil, terbuka, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Komnas Perempuan Mariana Amiruddin mengatakan, pihaknya mengapresiasi debat kelima Pilpres pada Minggu (4/1) malam, yang berlangsung damai.
"Perdebatannya lebih damai, lebih tenang, lebih saling menghormati," kata Mariana Amiruddin.
Namun Komnas Perempuan mengajak semua pihak untuk belajar dari peristiwa kericuhan yang terjadi lima tahun lalu, tepatnya tanggal 21-22 Mei 2019.
Kericuhan lima tahun lalu terjadi di beberapa titik di wilayah Jakarta, yang terjadi pada saat proses perhitungan suara.
Karena itu, Komnas Perempuan menekankan pentingnya pihak penyelenggara Pemilu, aparat keamanan, masyarakat, serta peserta Pemilu termasuk para kubu calon presiden agar memikirkan keamanan dan perdamaian di Pemilu 2024.
"Pemilu 2024 memerlukan netralitas pihak-pihak tertentu yang tidak boleh menunjukkan keberpihakannya, yang lebih mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, HAM, dan perspektif kelompok rentan," kata Mariana Amiruddin.