PLN: Digitalisasi layanan tekan waktu gangguan listrik jadi 4 menit

id PLN,Listrik,Darmawan,gangguan listrik

PLN: Digitalisasi layanan tekan waktu gangguan listrik jadi 4 menit

Ilustrasi - Pekerja sedang melakukan instalasi dan reparasi jaringan listrik. ANTARA/HO-PLN

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo menyatakan digitalisasi layanan berhasil menekan waktu penanganan gangguan listrik dari rata-rata 20 menit menjadi hanya 4 menit, demi meningkatkan kepuasan pelanggan.

"Sebelum adanya digitalisasi pelayanan pelanggan, maka durasi gangguan itu dulu hampir 20 menit. Tetapi durasi gangguan yang dulu sekitar 20 menit, saat ini sudah bisa diturunkan menjadi hanya 4 menit saja," kata Darmawan dalam agenda rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Senin (2/12).

Darmawan menjelaskan bahwa transformasi digital memungkinkan optimalisasi kerja petugas lapangan tanpa penambahan tenaga kerja. Meski jumlah petugas mengalami penurunan akibat pensiun, digitalisasi memastikan kinerja yang lebih efisien dan produktif.

Sistem digital yang diterapkan memungkinkan monitoring dan pengelolaan tugas petugas secara real-time. Petugas yang sebelumnya tidak terpantau secara optimal kini memiliki work order yang tercatat dengan statistik yang jelas. Hal ini meningkatkan efektivitas kerja mereka di lapangan.

"Dengan adanya sistem digitalisasi, maka petugas kami menjadi terkelola dengan lebih baik lagi. Jadi petugas kami di lapangan ada sekitar 120 ribu total. Tadinya tanpa sistem digital, banyak petugas kami itu tidak termonitor bahwa mereka sebenarnya tidak teroptimalkan dengan baik," ujarnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa digitalisasi juga berdampak pada penurunan frekuensi gangguan listrik yang dialami pelanggan. Data menunjukkan penurunan frekuensi dari 11,5 gangguan per pelanggan per tahun pada 2019 menjadi hanya 2,7 gangguan per pelanggan per tahun pada 2023.

Efisiensi ini dicapai dengan memanfaatkan waktu luang petugas untuk aktivitas pencegahan gangguan, seperti pemangkasan pohon yang sering menjadi penyebab gangguan jaringan listrik. Proses ini membantu menjaga keamanan transmisi dan mengurangi risiko gangguan.

Digitalisasi tidak hanya berfokus pada penanganan gangguan, tetapi juga mengurangi susut jaringan. Langkah-langkah operasional seperti ini menjadi bagian dari transformasi tahap pertama yang menitikberatkan pada optimalisasi internal tanpa menambah biaya.

PLN menegaskan bahwa transformasi ini merupakan langkah awal menuju visi menjadi perusahaan listrik terkemuka di Asia Tenggara. Perbaikan internal yang sistematis menjadi landasan penting untuk mencapai standar kelas dunia.

Dengan sistem digital, PLN juga memperkuat fokus pada aspek keselamatan dan keandalan layanan. Langkah-langkah preventif seperti perawatan jaringan menjadi lebih terjadwal dan terdokumentasi dengan baik, sehingga mengurangi potensi gangguan di masa depan.

"Kenapa frekuensinya menurun? Karena begitu petugas kami bisa kami optimalkan, nah kami tahu petugas kami sedang kosong, maka bisa kami gunakan untuk potong pohon," terang Darmawan.

Dia juga menyebutkan bahwa PLN melayani 92 juta pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, pemerintah, bisnis, dan juga pelanggan industri.

"Untuk pelanggan rumah tangga 83 juta. Jadi 9 juta (pelanggan lainnya) itu adalah bisnis, pemerintah, dan juga industri," ucapnya.